Page 41 - Binder MO 267-005-Tahun ke-21
P. 41

pemerintah, praktisi notaris, hingga
                  pandangan dari masyarakat umum.
                     Bagi Dete, hukum bukan sesuatu
                  yang jauh dari keseharian. “Sejak manusia
                  masih dalam kandungan, hukum sudah
                  mengatur. Sampai ia meninggal pun,
                  hukum masih hadir. Banyak masalah
                  yang selalu berakar pada isu hukum,
                  menunjukkan betapa fleksibel dan
                  relevannya peran hukum dalam berbagai
                  aspek kehidupan,” tuturnya. Dengan
                  semangat itu, Kelompencapir mulai
                  membuka sekat. Tidak hanya berdiskusi,
                  tapi juga turun langsung ke masyarakat.
                  Salah satu langkah konkretnya adalah
                  ketika komunitas ini membantu pelaku
                  UMKM di Bandung membuat Nomor
                  Induk Berusaha (NIB) dan badan usaha
                  tanpa biaya. Notaris yang biasanya hanya
                  hadir di balik meja kini datang langsung
                  ke lapangan, membawa peran edukatif
                  secara aktif.
                     Respons masyarakat sangat positif.
                  Banyak yang baru sadar bahwa legalitas
                  usaha bisa diakses dengan cara yang   buku ini tidak hanya sebagai bacaan,   akan mudah tergeser digitalisasi. Tapi
                  lebih sederhana. “Biasanya mereka    tapi menjadi panduan yang dipakai    kalau kita terus belajar, memahami isu,
                  datang ke notaris, sekarang justru   dalam kegiatan lintas kementerian dan   dan mendekat ke masyarakat, justru kita
                  notarisnya yang ke lapangan jemput bola,   organisasi. Berbagai kolaborasi pun   akan makin dibutuhkan,” ujarnya.
                  dan itu gratis pastinya,” ungkap Dete. Dari   dilakukan demi memperkuat posisi   Untuk generasi muda yang berminat
                  pengalaman ini, tumbuh kepercayaan   Kelompencapir sebagai mitra substantif,   masuk dunia kenotariatan, Dete
                  bahwa hukum bisa diakses tanpa rumit.  di antaranya Kementerian Koperasi,   memberi pesan lugas. Jangan hanya
                     Perjalanan komunitas ini tentu    Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),     melihat penampilan luar profesi. Yang
                  tidak selalu mulus. Di luar sana, banyak   PT Pegadaian, dan PT Jakpro.   membuat seseorang bertahan dan
                  forum sejenis yang sempat tumbuh,       Peran notaris menurut Dete lebih   dihargai adalah pengetahuan, integritas,
                  lalu hilang tanpa jejak. Kelompencapir   luas dari yang selama ini dikenal.   dan konsistensi. “Memperkaya ilmu lebih
                  justru bertahan karena sejak awal tidak   Undang undang jabatan notaris   baik daripada hanya  terlihat kaya, karena
                  menggantungkan diri pada momen       (UUJN)  mengamanatkan notaris        ilmu adalah modal seorang notaris
                  besar atau figur tenar. Yang dijaga   untuk melakukan penyuluhan kepada   untuk selalu mendapatkan tempat di
                  bukan seremoninya, melainkan ritme.   masyarakat. Artinya, ada tanggung   masyarakat,” katanya.
                  “Konsisten itu kuncinya. Tidak semata-  jawab untuk hadir, menjelaskan,      Melalui Kelompencapir, ia ingin
                  mata berpatok ke jumlah peserta, tapi   dan mengedukasi. “Kami tidak bisa   membangun tradisi baru, bahwa hukum
                  seberapa dalam dan jujur diskusinya,”   digantikan teknologi begitu saja.   tidak harus eksklusif, bahwa belajar
                  ujar Dete. Bahkan ketika yang hadir   Justru karena kami manusia, kami bisa   bisa dilakukan tanpa struktur formal,
                  hanya puluhan orang, ruang dialog    merasakan klien kami juga manusia,”   dan bahwa perubahan besar kadang
                  tajam tetap terbuka. Karena bagi     jelasnya. Soft skill, empati, dan konteks   justru tumbuh dari ruang yang kecil.
                  mereka, esensinya bukan pada ramai   sosial menjadi bekal yang tidak bisa   Selama ada niat untuk terus belajar dan
                  atau sepi, tapi pada semangat untuk   diganti oleh algoritma.             keberanian untuk berbagi, hukum bisa
                  terus berbagi.                          Dalam pandangannya, tantangan     hadir lebih ramah, lebih relevan, dan lebih
                     Dari diskusi-diskusi itu lahir juga   terbesar ke depan justru datang dari   nyata dalam kehidupan masyarakat.
                  sejumlah karya. Tiga buku telah      dalam profesi. Ia mengingatkan agar   Perwujudan nyata pengabdian anak
                  diterbitkan, mengenai merek kolektif,   para notaris tidak terjebak menjadi   bangsa bertujuan pula menyalakan
                  hukum perdata, dan pembiayaan        “pabrik”, yang hanya mengulang       harapan bahwa ilmu pengetahuan dapat
                  syariah, ketiganya lahir dari kebutuhan   pekerjaan administratif tanpa refleksi.   menjadi jembatan menuju Indonesia yang
                  yang muncul di masyarakat. Buku-     “Kalau kita bekerja seperti mesin, kita   lebih sadar hukum, adil, dan sejahtera. n


                                                                                                                            |  41
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46