Page 43 - Binder MO 243 (1)
P. 43
kampus diberi kurikulum, otaknya diasah
supaya menjadi pintar. Tetapi, pintar
saja tidak cukup, Raga mahasiswa harus
sehat dan bugar agar bisa berkarya
dengan maksimal, kami fasilitasi sarana
olahraganya.
Pintar dan sehat saja tidak cukup,
kalau tidak punya empati, maka muncul
Rasa, kami asah melalui berbagai
macam program misalnya dengan
aktif melatih diri di organisasi hingga
melakukan pengabdian masyarakat.
Dan, tak kalah penting adalah Religi.
Mahasiswa harus menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur agama karena semua
agama mengajarkan hal yang baik.
Selain 4 R adakah jurus jitu lain?
Tentu. Saat ini adalah era Revolusi
Industri 4.0, era persahabatan dan
kolaborasi. Saya memiliki kebijakan
1 dosen minimal memiliki 1 network
akademisi dan 1 network industri. Bukan
tanpa alasan, perguruan tinggi maju
bukan karena pemimpinnya, tetapi
karena dosen dan mahasiswanya punya
sahabat. Alhamdulillah mereka punya
networking baik dari dalam dan luar
negeri. Oleh karena itu, Usakti ikut maju.
Sangat penting bagi kami
menyiapkan mahasiswa untuk masuk ke
dalam dunia lapangan kerja. Oleh karena
itu, sebisa mungkin kami mendekatkan
mahasiswa ke dunia lapangan kerja.
Kami juga punya alumni yang hebat-
hebat, yang membantu menjembatani
kampus dengan dunia lapangan kerja.
Dengan latar belakang spesialisasi di
bidang Business Process Analysis and
Improvement, apakah ada inovasi atau
langkah konkret yang telah diambil
Universitas Trisakti untuk meningkatkan
efisiensi proses bisnisnya?
Setiap awal tahun anggaran setiap
fakultas dan unit-unit lainnya membuat
rencana kerja anggaran tahunan.
Ternyata, kalau semua dilaksanakan
bisa defisit. Lantas, langkah yang saya
terapkan adalah Vital, Essential, Support
atau yang disingkat dengan VES.
| 43