Page 51 - Binder MO 234
P. 51
# DARI MENCIPTA LAGU
HINGGA MENDALANG
Ada hal menarik untuk diulik dari sosok Prof. Paiman, selain
kisah inspiratifnya, ternyata ia juga pandai menciptakan lagu.
Bahkan, telah merilis album yang berisi 16 lagu. “Album tersebut
saya cetak 1.000 keping, dibanderol harga Rp30 ribu dan sudah
ludes terjual. Tapi saat ini sudah tidak cetak lagi, karena orang-orang
sudah bisa mendengarkannya di kanal youtube saya: @Paiman
Raharjo,” ungkapnya.
Paiman mengaku, kebolehan tersebut ia pelajari secara
otodidak. “Pertama kali saya menciptakan lagu berjudul “Paiman
Si Tukang Sapu”. Lagu yang dibawakan oleh Jhoni Timbangnusa
tersebut berkisah tentang kehidupan saya,” paparnya.
Meski belajar secara otodidak, Prof. Paiman mampu Istri yang Ikhlas Kunci Sukses Suami
________________________________________
menciptakan lagu dalam waktu yang singkat. “Saya buat liriknya
kemudian iramanya. Genrenya bermacam-macam disesuaikan Beruntunglah Prof. Paiman memiliki Hj. Sarida
dengan lagunya. Waktu yang saya butuhkan dalam menciptakan Minarni, SE, M.Si yang diakui Prof. Paiman sebagai
lagu relatif singkat bahkan ketika Pak Erick Thohir meminta saya pasangan yang sangat baik dan luar biasa ikhlas.
membuat lagu untuknya hanya membutuhkan waktu lima menit. “Kami menikah pada tahun 2002, kehidupan
Beliau pun senang dengan lagu ciptaan saya,” kenangnya. kami terbilang sederhana. Seminggu saya hanya
Selain pandai membuat lagu, Prof. Paiman juga bisa mendalang. mampu memberi nafkah sebesar Rp100 ribu,
Kebolehan tersebut tak luput dari kebiasaanya mendengarkan beberapa bulan kemudian gaji saya naik, nafkah
cerita wayang sebelum tidur. “Saya suka mendalang bertema filosofi juga naik menjadi Rp200.000. Biaya membayar
kehidupan. Banyak pengalaman hidup saya yang mengadopsi kost Rp900 ribu, meski pas-pasan, dia tidak pernah
kisah-kisah itu,” tambahnya. mengeluh dan menjelek-jelekkan saya. Bahkan,
Prof. Paiman tak menampik bahwa mendalang itu susah, harus dia pernah menjual perhiasannya untuk menutupi
telaten dan sabar. Terlebih tembang-tembang yang ada di dalam kebutuhan kami, dari situ saya termotivasi untuk
cerita itu kan banyak dan tak mudah untuk dihapalkan. “Namun, lebih berjuang membahagiakan dia,” ujarnya.
tatkala kita sudah mencintai sesuatu, meski susah bisa terasa Memang, Prof. Paiman dan keluarga selalu
mudah,” terang pria yang mengagumi dalang Ki Anom Suroto ini. merasa bersyukur terhadap apapun yang dihadapi
Kecintaannya terhadap wayang juga ia tunjukkan dengan dalam hidup mereka. “Karena ketika kita selalu
menjadikan bagian rumahnya yang di Jakarta sebagai tempat bersyukur maka kegelisahan akan hilang dan
khusus untuk karawitan, “Luasnya 1.000 meter, di sana ada kos- keberkahan akan datang,” pesannya. Terbukti,
kosan dan tempat khusus karawitan. Di sana ada gamelan full set, setelah mereka dikaruniai buah hati, Muhammad
kami biasa latihan setiap malam minggu,” ujar Prof. Paiman. Rizki Putra Raharjo, Alhamdulillah rezeki mereka
Bersilaturahmi juga menjadi hobinya, selain selalu menyempatkan terus bertambah bagus. Tapi Prof. Paiman
diri untuk sholat berjamaah di masjid atau mushola, ia kerap mendidik anaknya agar selalu menabung untuk
menggelar mengundang orang-orang ke kediamannya. “Saya bersedekah. “Pernah waktu lebaran kemarin
punya agenda rutin mengundang tukang bakso dan soto ke rumah. dia membuka celengannya terkumpul Rp8 juta,
Di kampung halaman saya, Klaten, saya juga memiliki padepokan uangnya dia berikan semua kepada saya untuk
Bernama Kalimasodo. Dahulu itu rumah gurunya Pak Soeharto, dibelikan sembako dan dibagikan kepada orang-
Romo Sudiyat. Kini, padepokan tersebut saya jadikan tempat untuk orang yang membutuhkan,” cerita Prof. Paiman.
pengajian dan pertemuan orang kampung,” papar Komisaris Satu hal yang juga selalu Prof. Paiman puji
Independen PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk ini. adalah istrinya adalah bukan tipe orang yang suka
Lebih lanjut ia mengatakan, masak juga menjadi kegemarannya. ngerumpi, dan buat Prof. Paiman itu menjadi
Bahkan ia piawai meracik masakan yang terbilang sulit, seperti sesuatu yang mendatangkan keberkahan. “Dia
gulai, gudeg, tongseng, rendang, hingga dendeng. “Saya juga juga mendukung saya ketika pada November
belajar otodidak, memasukkan bumbu juga berdasarkan feeling 2022 lalu saya sempat dikudeta, lantaran
saja. Selain untuk memasak buat keluarga, saya juga senang memperjuangkan gaji dosen dan karyawan, saya
membuat masakan untuk orang lain. Misalnya, waktu Idul Adha sempat dibebastugaskan. Alhamdulilah berkat
tahun lalu, saya mengolah 40 kg daging untuk dijadikan rendang, munajat istri dan keluarga saya, jabatan saya dalam
dendeng, dan serundeng. Lalu, saya bagi-bagikan. Sampai dua
waktu seminggu dikembalikan,” pungkasnya. ■
bulan tidak basi, hehehe,” pungkas Prof. Paiman.
| 51