Page 48 - Binder MO 267-005-Tahun ke-21
P. 48
SHE'S
MICHELLA DAN SKIN GAME
TUMBUH DARI CERITA, TAK SEMATA FORMULA
Naskah: Angie Diyya Foto: Istimewa
Bukan modal besar obrolan santai,” ujar Michella. Salah satu hanya tentang perawatan kulit, tetapi juga
atau strategi agresif inisiatif yang memperkuat hal ini adalah tentang pengembangan diri,” katanya.
program “Ngobrol dengan CEO” dan
Michella juga membangun Finders
yang jadi titik awal Skin “Call Plan to Founder” yang membuka Lab, laboratorium kecil tempat produk-
Game. Justru dari ruang ruang bagi pelanggan menyampaikan produk Skin Game dirancang dan
dialoglah dia mulai pengalaman dan kritik mereka secara dikembangkan. Di luar aktivitas bisnis,
langsung. Bagi Skin Game, setiap
ia sedang membentuk Sekolah Ibu,
merintis brand yang kini pengalaman yang dibagikan pelanggan wadah belajar untuk para ibu dan calon
dipercaya banyak orang. adalah benih inspirasi yang bisa ibu. Kecintaannya pada keluarga, serta
berkembang menjadi inovasi. statusnya sebagai anak pertama dari
Komitmen pada pelanggan ini juga empat bersaudara, membentuk cara
yang membuat Skin Game memilih pandangnya dalam menumbuhkan
kin Game tidak lahir dari ambisi strategi slow beauty. “Saya percaya bisnis yang penuh empati.
besar, melainkan dari kepedulian bahwa kami tidak perlu menciptakan Di balik pencapaiannya, Michella
S yang sangat personal. Michella, terlalu banyak varian produk. Yang pernah mengalami kekhawatiran
sang pendiri, menyaksikan sendiri terpenting adalah menghadirkan produk berbicara di depan umum. Tapi
perjuangan suaminya menghadapi yang tepat dan efektif,” jelasnya. Setiap keterbatasan itu justru mendorongnya
masalah kulit. Dari situ, tumbuh keinginan produk Skin Game dikembangkan untuk belajar, hingga kini aktif
untuk menghadirkan solusi yang bukan bersama formulator farmasi dan berbicara di berbagai universitas. Ia juga
hanya efektif, tetapi juga dibuat dengan diproduksi di pabrik lokal dengan standar menyelesaikan pendidikan S2 dengan
empati. Gagasan itu kemudian berubah tinggi, melalui proses riset yang matang. predikat cum laude pada tahun 2024,
menjadi produk, lalu berkembang Persaingan industri kecantikan lokal sambil tetap menjalankan bisnisnya.
menjadi bisnis bernama Skin Game. memang tidak ringan, apalagi dengan Ketika ditanya apa yang sebaiknya
Perjalanan awal tidak pernah mudah. maraknya brand baru yang hadir dengan dilakukan brand baru agar bisa bersaing,
Bermodal tabungan pribadi, Michella strategi pemasaran agresif. Namun ia menjawab tegas, “Yang paling penting
menjalankan hampir semua peran Skin Game memutuskan untuk tidak adalah membangun brand yang
sendiri. Ia merancang produk, mengurus berlomba dalam hal itu. “Sejak awal punya meaning. Konsumen sekarang
pengemasan, bahkan mengantar kami memilih memperkuat hubungan cenderung loyal pada brand yang punya
pesanan ke jasa pengiriman. Ketekunan dengan pelanggan. Basic Skin Care kami nilai yang mereka percaya. Brand harus
dan pendekatan yang hati-hati menjadi banyak dipilih karena kualitas, tapi juga bisa menawarkan sesuatu yang lebih
fondasi penting dalam membangun karena kedekatan kami dengan mereka.” dari produk.”
brand. Pelan tapi pasti, Skin Game Lebih dari sekadar bisnis, Skin Sebagai founder, Michella tidak
mulai dikenal dan meraih kepercayaan Game juga membawa misi sosial. Di pernah melihat pelanggan hanya
pasar. Kini, bisnis yang dulunya dikelola tahun 2024, Michella meluncurkan Skin sebagai target pasar. Setiap cerita yang
dari rumah telah tumbuh dengan tim Game University, sebuah program yang masuk didengarkan dengan sungguh-
profesional, gudang sendiri, dan kantor berfokus pada pendidikan. Dari beasiswa sungguh, karena bagi dirinya, inovasi
ruko yang memadai. #BeasiswaMichella yang ia biayai yang paling relevan justru lahir dari
Namun di balik pertumbuhan itu, langsung, hingga pelatihan untuk ODGJ kedekatan. Skin Game berkembang
Skin Game tetap menjadikan percakapan dan kelas pengembangan diri gratis, bukan karena mengikuti arus, tapi juga
sebagai jantung dari proses kreatif. inisiatif ini memperluas peran Skin Game karena memahami siapa yang ada di
“Saya dan tim aktif berdiskusi bukan sebagai brand yang berakar pada nilai. seberangnya, apa yang mereka rasakan,
hanya lewat riset formal, tapi juga dari “Saya percaya bahwa kecantikan tidak butuhkan, dan cari dalam keseharian. n
48 |