Page 31 - Binder MO 266-004-Tahun ke-21
P. 31
doktor di University of New Brunswick, menciptakan solusi,” ujarnya. Prof. Bambang.
Kanada. Ia sempat mengabdi sebagai Menurut Prof. Bambang, pendidikan Dalam visinya, ITS mengusung tiga
peneliti dan dosen di negeri orang, tinggi masa kini menuntut adaptasi pilar utama sebagai fondasi transformasi,
sebelum akhirnya kembali ke Indonesia, dan kolaborasi. Kurikulum harus selalu yaitu Agility (kelincahan menghadapi
mengabdi di almamaternya mulai dari relevan, dan kemitraan, baik dengan perubahan), Collaboration (kemitraan
koordinator proyek kerja sama dengan industri, pemerintah, maupun komunitas strategis lintas sektor), dan
Bank Dunia, Ketua Departemen Teknik global menjadi budaya yang hidup. Impact (dampak nyata bagi masyarakat).
Mesin, hingga menjabat Wakil Rektor IV, “Tidak mungkin kita bergerak “Kalau kita tidak memberi dampak,
kariernya terus menanjak. Puncaknya, sendiri. Ekosistem inovasi akan kuat jika untuk apa kita ada?” tukasnya.
sejak 2024 lalu, ia resmi diamanahi dibangun bersama. Maka keterlibatan ITS menargetkan masuk 300 besar
sebagai Rektor ITS. industri sejak awal proses penelitian dunia pada 2030. Namun Prof. Bambang
Di bawah kepemimpinannya, ITS menjadi sangat penting,” tuturnya. menggarisbawahi, capaian hanyalah
tak hanya melahirkan produk inovatif, Ia menggarisbawahi pentingnya hasil. Fokus utamanya tetap, penguatan
tetapi juga membangun ekosistem dukungan pemerintah. Prinsipnya kolaborasi, inovasi, dan kebermanfaatan
berpikir dan bertindak yang relevan sederhana, yakni membangun bersama, masyarakat. “Kalau ITS bisa menghasilkan
dengan kebutuhan zaman. “Kita perlu bukan berjuang sendiri. “Kalau mau alumni yang bermanfaat dan karya yang
mengubah paradigma. Penelitian itu cepat, jalan sendiri. Tapi kalau ingin jauh, berguna, itu sudah sangat luar biasa.”
mengubah uang menjadi pengetahuan. jalanlah bersama,” ia menambahkan. Menyongsong Indonesia Emas 2045,
Tapi inovasi itulah yang mengubah Dalam pemeringkatan QS World ITS menegaskan komitmennya untuk
pengetahuan menjadi manfaat, bahkan University Rankings (WUR) 2025 yang mengambil peran strategis melalui
nilai ekonomi,” tegas pria yang hobi diumumkan pada 5 Juni lalu, ITS kurikulum yang adaptif, riset yang
bermain badminton tersebut. menunjukkan lompatan prestasi yang memberi dampak nyata, penguatan
ITS membuktikan diri lewat berbagai membanggakan naik 36 peringkat, dari karakter, serta pemanfaatan teknologi
karya, seperti desain LRT Palembang posisi 621–630 menjadi peringkat 585 yang berpihak pada empati sosial.
dan Jakarta; motor listrik GESITS dan dunia. Tak hanya itu, ITS kini menempati “Transformasi sejati terjadi ketika
EVITS yang populer di Indonesia; serta posisi ke-6 dalam daftar perguruan teknologi memperkuat nilai-nilai
teknologi air minum seperti HE2O di tinggi terbaik di Indonesia. kemanusiaan, sistem mendukung
Surabaya dan Bliss di Badung, Bali. Capaian ini buah dari kerja keras tumbuhnya empati, dan ilmu
Semua itu lahir dari kolaborasi lintas berkelanjutan dalam meningkatkan pengetahuan mampu menyentuh serta
sektor, dengan industri dalam negeri kualitas akademik, riset, dan kolaborasi menyelesaikan persoalan hati. Kalau kita
hingga kampus internasional. global. ITS terus mengokohkan hanya cerdas tanpa karakter, itu bisa
“Kami memiliki banyak program komitmennya sebagai kampus inovatif menjadi bumerang. Justru empati kini
double degree dengan kampus luar dari yang siap bersaing di panggung menjadi nilai yang semakin langka dan
Jerman, Korea, Taiwan, hingga Australia internasional. Sesuai strategi jangka inilah tantangan sekaligus tanggung
dan Prancis. Itu pintu masuk untuk panjang ITS yakni RAISE, yang jawab kita,” ia memaparkan.
kolaborasi riset dengan ilmuwan dunia,” mencerminkan lima pilar utama Dalam momentum Hari Pendidikan
tambahnya. pengembangan, yakni R (Relevant Nasional 2025, Prof. Bambang
Menurutnya, inovasi tak selalu datang and Impactful Research), A (Academic mengingatkan untuk jangan pernah
dari laboratorium dosen. Mahasiswa ITS Excellence), I (Innovation and berhenti belajar. “Karena ketika kita
telah menjadi motor utama prestasi Entrepreneurial Mindset), S (Sustainable berhenti, kita seperti sepeda yang tak
global dari lomba robot internasional, Development), dan E (Excellence in lagi dikayuh, pasti jatuh. Gagal dan
kendaraan hemat energi, hingga Convergence). salah itu wajar, asal jangan menyerah.
kompetisi jembatan dan desain produk. “Strategi ini adalah kelanjutan dari Pendidikan adalah jalan utama untuk
“Kami ingin mahasiswa mampu fondasi para pendahulu. Tanpa mereka, membentuk masa depan bangsa,”
melihat tantangan di sekitarnya dan ITS tidak akan seperti sekarang,” ungkap pungkas Prof. Bambang. n
| 31