Page 33 - Binder MO 202
P. 33
tergolong dalam kelompok minoritas
merasa tertekan. Siswa-siswa ini khawatir
akan keselamatan keluarganya ketika
pilpres usai. Penelitian terbaru Melissa
DeJonckheere dan kawan-kawan yang
bertajuk “How was The Presidential
Election Affected Young Americans?”
(2018) yang terbit di jurnal Child and
Adolescent Psychiatry and Mental
Health, juga menegaskan kesimpulan
serupa. Musim pilpres 2016 dan
peristiwa-peristiwa politik yang terjadi
setelahnya rupanya memengaruhi
kesehatan fisik dan psikis kelompok
usia muda. Menurut DeJonckheere dkk,
muda-mudi Amerika Serikat berusia
14 hingga 24 tahun merasakan stres,
khawatir, dan takut luar biasa selama
pra-pemilihan, satu hingga dua minggu
usai pemilihan, dan empat bulan pasca- Indonesia menilai masalah gangguan berbagai penyakit kronis yang dicetuskan
pemilihan. Lebih lanjut, kecemasan dan kejiwaan itu perlu diantisipasi sejak awal. oleh stres ini. Penderita depresi
stres lebih sering dirasakan responden Menurut staf pengajar Departemen biasanya murung, sedih, dan berusaha
perempuan sebelum sampai empat Ilmu Penyakit Dalam Fakultas menghindar dari orang banyak.
bulan sesudah pemilihan berlangsung. Kedokteran Universitas Indonesia- “Stres bisa menyebabkan gangguan
Serupa dengan masalah kesehatan Rumah Sakit Umum Pusat Cipto jiwa seseorang, yang akhirnya dapat
lainnya, rasa stres, takut, dan cemas Mangunkusumo, dalam makalahnya mengganggu fisik seseorang,” ujarnya.
akibat pilpres tak bisa dianggap remeh mengambil kasus Pemilu 2009 Untuk mengatasi stres, pengendalian
dan sebab itu, perhatian para penyedia yang merupakan pemilihan umum diri terhadap faktor stressor yang
layanan kesehatan sangat dibutuhkan. yang berbeda dibandingkan pemilu terjadi harus dilakukan. Mereka yang
“Dokter bisa langsung mengatasi sebelumnya. Di mana calon terpilih mengalami gangguan penyakit itu
tekanan emosional yang dirasakan berdasarkan suara terbanyak bukan juga perlu mendapat obat-obatan
pasien melalui psikoterapi atau obat- berdasarkan nomor urut. untuk mengontrol berbagai keluhan
obatan. Selain itu, dokter dan organisasi Jumlah partai yang banyak- yang terjadi. Hal ini perlu dilakukan,
layanan kesehatan dapat mengambil membuat calon legislatif juga banyak, mengingat gejala-gajala fisik yang
sikap tegas untuk merespons kejahatan sedang kursi untuk menjadi anggota dirasakan pasien harus diatasi agar tidak
bermotif kebencian, retorika politik yang sangat-sangat terbatas. Kondisi ini bertambah stres akibat dari gejala-gejala
diskriminatif, dan perilaku kasar dan tak merupakan stressor penting yang bisa fisik yang timbul akibat stress psikis tadi.
patut,” ujar Williams and Medlock. dialami para caleg yang gagal. Sebagai contoh jika merasakan sakit
Lalu bagaimana dengan di Kegagalan sebenarnya umum terjadi, kepala maka sakit kepala harus diatasi.
Indonesia? Ternyata setali tiga uang. tapi kegagalan jadi anggota legislatif, Masalah tidur juga merupakan masalah
Seperti sudah diceritakan di atas, kondisi apalagi dikuti hal-hal lain seperti terlibat yang harus diatasi mengingat jika pasien
kejiwaan para calon anggota legislatif utang atau habisnya harta benda, akan tersebut kurang tidur maka kondisi
ternyata lebih mendominasi. menambah stress tersendiri. fisiknya akan bertambah turun. Dalam
Hal ini disebabkan hanya sedikit Karena itu, kegagalan para caleg, situasi dan kondisi saat ini, banyak calon
dari mereka yang bisa terpilih terutama yang merasa akan berhasil kepala daerah sulit tidur karena cemas
sebagai anggota legislatif mengingat jadi anggota dewan, merupakan stres menanti hasil akhir Pilkada.
terbatasnya jumlah kursi di DPR daerah tertentu bagi caleg bersangkutan. Asupan makan yang buruk juga
maupun pusat. Stres merupakan faktor risiko untuk akan memperburuk kondisi seseorang
Karena itu, dr. Ari Fahrial Syam yang timbulnya berbagai penyakit, seperti yang menderita stress. Kesiapan lahir
pernah menjadi Pengurus Perhimpunan depresi, gangguan psikosomatik, dan dan batin adalah bekal terpenting bagi
Dokter Spesialis Ahli Penyakit Dalam gangguan jiwa lain serta kambuhnya siapapun yang berkontestasi. ■
| 33