Page 31 - Binder WO 105 (2)
P. 31

ke bioskop untuk menonton film. Tidak ada yang
                  sanggup untuk membeli tiket akibat krisis moneter.
                  Industri perfilman menurun drastis, terutama  perfilman
                  Indonesia. Kebanyakan hanya film komersial saja.
                     Di tengah krisis, pada 1 Juni 1997, Christine justru
                  mendirikan rumah produksinya sendiri, Christine
                  Hakim Film. Film pertama yang dihasilkannya diberi
                  judul ‘Daun di Atas Bantal’ dengan menggandeng
                  Garin Nugroho sebagai sutradara. Kendala terjadi
                  ketika rekaman film yang dikirimkan ke laboratorium
                  sekaligus ternyata mengalami kerusakan, sehingga
                  seluruh adegan pun terpaksa harus direkam ulang.
                  Christine turut ambil bagian dalam film ini dengan
                  memerankan karakter Asih, seorang perempuan
                  penjual batik. Tak sia-sia, film ini mendapatkan
                  sambutan baik, bahkan di festival film internasional.
                  Di antaranya penghargaan Best Actress dan Best Film
                  dari ajang Asia-Pacific Film Festival 1998. Singapore
                  International Film Festival 1999 mengganjarnya
                  dengan penghargaan Unggulan dalam kategori Silver
                  Screen Award Best Asian Feature Film untuk Garin
                  Nugroho. Begitu pula dalam Tokyo International Film
                  Festival 1998 Garin Nugroho memenangkan Special
                  Jury Prize. Film Daun di Atas Bantal juga membawa
                  Christine ke salah satu festival film ternama di dunia,
                  Cannes Film Festival. Tidak lagi sebagai penonton,
                  melainkan untuk mempresentasikan karyanya dalam
                  kategori Un Certain Regard.
                     Melalui film ini, Chrisitne ingin menyampaikan
                  keprihatinannya dengan permasalahan sosial, seperti
                  anak-anak jalanan diwakili oleh karakter Heru, Kancil,
                  dan Sugeng yang benar-benar tinggal di jalanan
                  ketika itu. “Saat itu, banyak anak-anak mengemis di
                  jalanan dan di lampu merah. Saya tidak sadar kalau
                  masalahnya sudah seserius itu, jadi misi saya adalah
                  membuat orang ikut menyadari juga,” katanya tentang
                  alasan di balik pembuatan film tersebut. Dia menolak
                  tawaran untuk membuat sekuel film tersebut dan
                  mengatakan lebih baik menggunakan uangnya untuk
                  anak-anak jalanan.
                     Film produksi berikutnya, yakni ‘Pasir Berbisik’
                  pada 2001 mengulang kesuksesan dan ditayangkan
                  di Festival Film Asia Deauville. Film yang dibintangi
                  Christine Hakim bersama Dian Sastrowardoyo ini
                  mendapatkan Penghargaan Juri untuk Sutradara
                  Terbaik di Festival Film Cannes tahun 2001. Setahun




 30   |                                                                                                                    |  31
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36