Page 69 - Binder WO 093
P. 69
erayakan momen kembali dibukanya
gedung pertunjukan Graha Bhakti
Budaya, Teater Koma mempersembahkan
M sebuah reuni yang manis, karena menjadi
kelompok teater pertama yang berpentas di Graha
Bhakti Budaya pada Agustus 1983. Terlebih lagi, pentas
panggung besar terakhir Teater Koma pada November
2019, sebelum pandemi, juga digelar di sana.
Untuk itu, Teater Koma kembali menyajikan lakon
terbaru yang berjudul ‘Roro Jonggrang’. Mengisahkan
sebuah legenda atau cerita masyarakat yang berasal dari
Daerah Istimewa Yogyakarta dan turut berkembang di
sekuruh wilayah Jawa Tengah, lakon ini menceritakan
Roro Jonggrang, anak dari Prabu Baka, raksasa pemakan
manusia yang memimpin Kerajaan Baka.
Setelah sang ayah kalah di medan perang, Roro
Jonggrang terpaksa harus menerima lamaran Bandung
Bondowoso, putra mahkota kerajaan Pengging yang
berhasil mengalahkan dan membunuh ayahnya.
Dua persyaratan sulit pun diajukan Roro Jonggrang
dengan tujuan agar Bandung Bondowoso tidak jadi
melamarnya. Syarat pertama adalah pembuatan sumur
yang dinamakan sumur Jalatunda. Syarat kedua, yakni
membangun seribu candi hanya dalam waktu satu malam.
Kedua syarat itu diajukan, karena sang putri
sebenarnya tidak sudi dinikahi pembunuh kedua
orangtuanya. Menghadapi syarat tersebut, Bandung
Bondowoso pun akhirnya memutuskan untuk meminta
bantuan para makhluk halus. Ditambah dengan
kesakitan yang dimiliki, tampaknya dua hal itu bisa
dipenuhi Bandung Bondowoso. Sumur Jalatunda yang
diperuntukkan sebagai sumber mata air bagi rakyat Boko
menjadi syarat pertama yang berhasil diselesaikan.
Selanjutnya, Bandung Bondowoso melanjutkan
pekerjaannya dengan melakukan pembangunan seribu
candi yang terus berlangsung sepanjang malam. Roro
Jonggrang yang sama sekali tidak menyukainya bertekad
mencari akal untuk bisa menghentikan pembangunan
candi, agar bisa bebas dari Bandung Bondowoso.
Pentas kali ini menampilkan Sekar Dewantari, Rangga
Riantiarno, Ratna Riantiarno, Budi Ros, Rita Matumona,
Daisy Lantang, Suntea Sisca, Dana Hassan, Dodi Gustaman,
Allen Guntara, dan Sir Ilham Jambak serta masih banyak
lagi anggota Teater Koma lainnya.
68 | | 69