Page 67 - Binder WO 093
P. 67
putih dengan printed wajah Obama. Kala itu kami
memasarkannya melalui Facebook dan Blogspot, tahun
2008 semua orang main Facebook seperti sekarang
tak lengkap jika orang tidak menggunakan instagram.
Kami melihat peluang menggunakan media sosial yang
memang familiar.
TANTANGAN YANG DIHADAPI DALAM
MEMBESARKAN BISNIS INI?
Sangat banyak tantangannya, pertama dari internal
sendiri bagaimana membangun tim yang solid.
Menurut kami berdua ketika punya bisnis, maka tulang
punggungnya harus kuat dan itu adalah tim kami.
Kedua, yakni tantangan dari bagian produksi. Dari segi
marketing pun pasti ada tantangan tersendiri, karena
tidak bisa dipungkiri pemain ready to wear fashion
makin banyak, baik dari dalam maupun luar negeri.
PENGALAMAN PALING MENARIK
SELAMA MENJALANKAN COTTON INK?
Setiap kolaborasi menurut saya adalah pengalaman
menarik, karena berarti menggabungkan dua ide. Dari
sisi kolabolator pasti bersemangat dengan banyaknya
ide dan kami harus bisa memfasilitasinya. Tujuannya
semua adalah untuk customer. Salah satu yang paling
menarik, yakni saat merayakan satu dekade Cotton
Ink, kami berkolaborasi dengan Isyana Sarasvati, Raisa
Andriana, Dian Sastro, dan Vanesha Prescilla. Tidak
hanya selebritas, kami juga berkolaborasi dengan
desainer, seperti Dian Pelangi dan terbaru bersama Ria
Miranda.
THE NEXT BIG THING YANG AKAN
DILAKUKAN UNTUK COTTON INK?
Ingin menjadi tuan rumah di negara sendiri, karena
menurut saya tidak ada yang lebih membanggakan
dibandingkan dengan dikenal di Indonesia. Saya
percaya ketika sudah menjadi tuan rumah, untuk
skala internasional juga akan mengikuti. Kami masih
ingin memperkenalkan Cotton Ink ke wilayah lain
di luar ibu kota.
JANUARI 2020 | | 67