Page 47 - Binder MO 258-014-Tahun ke-20 (1)
P. 47
__________
Rasuna Said
Hajjah Rangkayo Rasuna Said, lahir pada 14 September 1910 di Agam, Sumatera
Barat, adalah orator ulung dan aktivis yang memperjuangkan hak-hak perempuan
serta kemerdekaan Indonesia. Sebagai tokoh penting dalam gerakan nasionalis,
ia aktif dalam organisasi seperti Sarekat Rakyat dan Permi, terkenal karena pidato-
pidatonya yang semangat mengkritik penjajah dan menuntut kesetaraan hak.
Setelah kemerdekaan, ia menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan terus vokal
memperjuangkan hak rakyat dan perempuan. Namanya diabadikan sebagai salah satu
jalan utama di Jakarta sebagai penghormatan atas jasanya.
__________
Syaikhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyah
Rahmah El Yunusiyah, lahir tahun 1900 di Sumatera Barat, adalah ulama dan pendidik
yang pelopor pendidikan Islam modern untuk perempuan. Ia mendirikan Madrasah
Diniyah Putri, sekolah agama pertama di Indonesia khusus untuk perempuan.
Terlibat dalam pergerakan nasional, Rahmah memperjuangkan pendidikan agama
bagi perempuan dan mendirikan organisasi yang berorientasi pada pemberdayaan
perempuan. Sekolahnya menjadi model bagi banyak institusi di Indonesia dan negara
tetangga, menjadikannya tokoh penting dalam memperjuangkan hak-hak perempuan
dan kontribusi dalam masyarakat.
__________
Siti Walidah
Siti Walidah lahir tahun 1872 di Yogyakarta. Ia istri KH Ahmad Dahlan, pendiri
Muhammadiyah dan seorang aktivis pendidikan serta dakwah. Sebagai pelopor
pendidikan perempuan di Indonesia, perempuan yang akrab disapa Nyai Ahmad
Dahlan ini mendirikan Aisyiyah untuk meningkatkan peran perempuan dalam
masyarakat. Selama perjuangan kemerdekaan, ia mendukung gerakan nasionalis dan
memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama di bidang pendidikan, kesehatan,
dan pemberdayaan. Melalui Aisyiyah, ia mendorong perempuan terlibat dalam
kehidupan sosial dan keagamaan.
__________
Opu Daeng Risaju
Ia adalah pejuang kemerdekaan dari Sulawesi Selatan yang dikenal sebagai ulama
perempuan tegas. Aktif dalam organisasi Islam, ia terlibat dalam perlawanan terhadap
penjajahan Belanda dan menjadi anggota Sarekat Islam serta Partai Masyumi. Selama
pendudukan Jepang dan Belanda, ia sering dipenjara karena aktivitas politiknya. Setelah
kemerdekaan, Opu Daeng Risaju terus berjuang melawan kebijakan kolonial yang masih
berlaku, menjadikannya salah satu pahlawan yang dihormati di Sulawesi Selatan. n
| 47