Page 44 - Binder MO 258-014-Tahun ke-20 (1)
P. 44
COVER STORY
# INDONESIA SURPLUS POLITISI,
DEFISIT NEGARAWAN
Frasa “surplus politisi, defisit “Saat ini, tantangan terbesar kita panjang sebagai anak muda, mantan
negarawan” menggambarkan keadaan adalah membangun kualitas pemimpin aktivis, pebisnis, birokrat, kepala
di mana banyak individu yang terjun ke yang bukan hanya mampu meraih kursi daerah, hingga akhirnya menjadi
dunia politik, namun tak banyak yang kekuasaan, tetapi juga memiliki integritas pimpinan lembaga negara. Saya telah
memiliki visi dan integritas sebagai dan dedikasi untuk kemajuan bangsa. berpartisipasi dalam banyak pemilu—
negarawan sejati. Kita perlu mendorong lahirnya lebih menang, kalah, dan menyaksikan banyak
“Sistem politik dan demokrasi banyak negarawan yang mampu berpikir hal yang perlu dikoreksi dan diperbarui,”
kita hari ini, masih lebih banyak jauh ke depan, mengambil keputusan terang putra asli Bengkulu tersebut.
menghasilkan politisi ketimbang yang berani, dan berkomitmen untuk Sultan mengatakan, Green
negarawan. Jadi, Indonesia surplus menciptakan perubahan positif bagi Democracy menggaris bawahi harapan
politisi, tapi defisit negarawan. Bukan masyarakat,” Mantan Ketua HIPMI dan keseimbangan dalam demokrasi.
berarti buruk, tapi ke depan ini bisa Bengkulu ini menegaskan. Demokrasi yang tidak seimbang akan
menjadi potensi masalah,” ungkap Sultan pun mengajak untuk bersama- menjadi masalah. Salah satu isu yang ia
Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin sama mengkritisi dan mendorong sistem soroti adalah tingginya biaya politik.
kepada Men’s Obsession. yang melahirkan politisi berkualitas, agar “Jika kita tidak segera duduk
Fenomena ini, sambungnya, Indonesia tidak hanya kaya akan politisi, bersama dan mengidentifikasi ini
menciptakan kekosongan dalam tetapi juga dipimpin oleh negarawan sebagai masalah bangsa, maka biaya
kepemimpinan yang visioner, di mana yang benar-benar memerhatikan demokrasi akan terus meningkat,
keputusan sering kali didasarkan pada kesejahteraan rakyat. Hanya dengan cara menciptakan ketidakadilan. Siapa pun
kepentingan jangka pendek ketimbang ini Indonesia dapat mengatasi tantangan yang memiliki uang lebih banyak akan
perencanaan jangka panjang. Tanpa dan mewujudkan cita-cita bangsa yang lebih mudah untuk memenangkan
sosok negarawan yang mampu lebih baik. kontestasi, sementara sosok yang
memimpin dengan kebijaksanaan dan “Saya menuangkan pemikiran berprestasi, tapi tidak memiliki akses
komitmen terhadap rakyat, demokrasi tersebut dalam buku saya yang berjudul akan terpinggirkan,” bebernya.
kita berisiko menjadi ajang pertarungan Green Democracy. Buku ini adalah hasil Sultan memaparkan, demokrasi
kepentingan pribadi. refleksi mendalam saya, perjalanan langsung mungkin cocok diterapkan
44 |