Page 51 - Binder MO 258-014-Tahun ke-20 (1)
P. 51
Krisis lingkungan yang Luckmi menjelaskan bahwa krisis menambah urgensi penerapan ekonomi
dihadapi dunia saat lingkungan tidak bisa lagi diabaikan. sirkular. SIPSN (Sistem Informasi
“LMF membuka kesempatan belajar
Pengelolaan Sampah Nasional) menjadi
ini, kian membutuhkan bagi masyarakat untuk mempraktikkan salah satu platform yang diharapkan
perhatian serius dari aksi-aksi keberlanjutan, sekaligus dapat mengelola limbah secara lebih
semua kalangan. mendorong generasi muda menggali efisien dan efektif. Dari dukungan
Bagaimana caranya? potensi pekerjaan hijau yang lebih berbagai pihak, LMF, dan inisiatif lainnya
menunjukkan kolaborasi strategis dapat
luas,” ujarnya. Dalam festival tersebut,
partisipasi aktif masyarakat diajak mengubah tantangan lingkungan
melalui berbagai kegiatan edukasi dan menjadi peluang ekonomi hijau yang
hiburan yang dikemas menarik. berkelanjutan. Diharapkan, dengan
Indonesia juga menghadapi semangat kolaborasi dan inovasi ini
tantangan besar dengan jumlah tren bisnis hijau tidak hanya menjadi
sampah yang mencapai 38,3 juta ton respons terhadap krisis planet, tetapi
per tahun, didominasi oleh sampah juga menciptakan potensi ekonomi dan
makanan (39,82%) dan plastik (19,16%). Ini green jobs. n
industri, dalam menciptakan solusi
ramah lingkungan. “Festival ini menjadi
ruang untuk masyarakat bereksplorasi
dan berkolaborasi dalam mengenal
solusi hijau yang membumi,” ucap
Lisa. Ia menambahkan bahwa LMF
dirancang berdasarkan prinsip-prinsip
keberlanjutan, mulai dari produksi hingga
konsumsi yang bertanggung jawab.
Selain kolaborasi lintas sektor,
pentingnya edukasi keberlanjutan juga
ditekankan oleh Luckmi Purwandari,
Kepala Pusat Pengembangan Generasi
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kementerian Lingkungan Hidup RI.
| 51