Page 27 - Binder WO 125-002-Tahun ke-11
P. 27

anyak orang membangun karier dengan       disabilitas. “Dari keduanyalah saya belajar bahwa keadilan
                               satu jalur lurus, tetapi tidak bagi Cahaya   bukan hanya soal hukum, tapi juga keberpihakan pada
                               Manthovani. Latar belakangnya yang dimulai   kemanusiaan,” ungkapnya.
                      B dari arsitektur dan berkembang ke transformasi      Nilai itu makin meresap ketika dia berinteraksi dengan
                      digital justru menjadi kekuatan untuk menciptakan   anak-anak berkebutuhan khusus di sebuah sekolah
                      berbagai inisiatif berdampak. Di usia muda, dia telah   luar biasa, sebuah pengalaman yang mengubah cara
                      memimpin gerakan sosial berbasis inklusi, mendirikan   pandangnya ke level yang lebih dalam. “Di sana saya
                      yayasan, dan mengelola bisnis dengan nilai-nilai yang kuat.  menyadari bahwa banyak dari mereka bukan tidak mampu,
                         Di usia 26 tahun, lulusan Kyungsung University Korea   tetapi belum diberi ruang yang layak untuk berkembang,”
                      Selatan ini dikenal sebagai pengusaha muda, sociopreneur,   tuturnya. Sejak itu, dia merasa terpanggil untuk
                      dan aktivis sosial. Cahaya, peraih penghargaan Puspa   menciptakan ekosistem yang menghadirkan akses dan
                      Nawasena dalam gelaran Anugerah Puspa Bangsa 2025   dukungan yang setara. Prinsip yang dia pegang hingga
                      ini menjabat sebagai Eksekutif Director PT Bumi Serang   kini pun tetap sama, yakni perubahan sejati lahir dari
                      Asri dan Ketua Harian Yayasan Inklusi Pelita Bangsa   kebersamaan yang tulus. “Semua itu bermula dari rumah.
                      (YIPB), dua peran yang dijalaninya dengan semangat   Kedua orang tua saya yang tanpa lelah menunjukkan
                      untuk menciptakan perubahan. “Saya percaya bahwa   bahwa empati dan inklusi bukan untuk diwacanakan, tapi
                      lintas disiplin adalah kekuatan,” ungkapnya. Dia merasa,   diwujudkan,” ungkapnya. Kepedulian ini terus berkembang
                      arsitektur melatih kepekaan terhadap sistem dan    seiring perjalanan hidupnya, baik sebagai pengusaha
                      estetika, sementara dunia digital mengajarkan efisiensi   muda maupun aktivis sosial.
                      dan kecepatan. Kombinasi ini menjadi landasan untuk   Salah satu strategi yang dirinya pegang erat adalah
                      membangun berbagai inisiatif, mulai dari platform digital   prinsip kolaborasi lintas sektor. Dia kerap merancang kerja
                      hingga program pemberdayaan komunitas. “Namun, yang   sama antara pemerintah, swasta, dan komunitas dengan
                      paling penting dalam membangun gerakan sosial adalah   prinsip kesetaraan. “Transparansi dan tujuan bersama
                      niat untuk peduli. Semua keahlian saya hanyalah alat, tapi   adalah kuncinya. Kolaborasi tidak boleh hanya menjadi
                      yang utama tetap hati dan komitmen,” tegasnya.     simbol. Semua pihak harus merasa memiliki peran yang
                         Dia membuktikan komitmen itu lewat kiprahnya di   bermakna. Kalau rasa kepemilikan itu tumbuh, dampaknya
                      YIPB, lembaga nirlaba yang fokus pada isu inklusi, salah   akan jauh lebih kuat dan berkelanjutan,” lanjut Cahaya.
                      satunya lewat program pemenuhan gizi untuk anak-anak
                      berkebutuhan khusus. Tantangannya, menurut Cahaya,
                      tidak hanya teknis, tetapi juga cara pandang masyarakat.
                      “Kami harus menunjukkan bahwa kami hadir bersama
                      mereka,” pungkasnya.

                                                                         “Hal yang paling penting dalam
                      WARISAN NILAI KELUARGA
                      Sejak kecil, Cahaya Manthovani tumbuh dalam keluarga   membangun gerakan sosial adalah
                      yang menanamkan nilai-nilai kemanusiaan secara
                      konsisten, bukan hanya lewat kata-kata, melainkan melalui   niat untuk peduli. Semua keahlian
                      keteladanan yang membekas. Kedua orang tuanya, Reda   saya hanyalah alat, tapi yang utama
                      Manthovani dan Syuastri Wijaya, kerap turun langsung
                      membela hak kelompok rentan, termasuk penyandang   tetap hati dan komitmen.”










                                                                                                                           |  27




                                                                                                                              26/05/25   17.18
       24-31 womens story 125-rev.indd   27
       24-31 womens story 125-rev.indd   27                                                                                   26/05/25   17.18
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32