Page 17 - Binder WO 124-001-Tahun ke-11 (1)
P. 17

yeri tajam seperti terbakar, diikuti ruam   Herpes Zoster dapat menyerang siapa saja, terutama
                            kemerahan yang melepuh, banyak        mereka dengan penyakit jantung, autoimun, atau
                            perempuan mengalaminya tanpa          kondisi imunokompromais seperti HIV/AIDS. “Pasien
                  Nmenyadari bahwa ini adalah gejala              yang mengonsumsi obat imunosupresan juga lebih
                  Herpes Zoster atau cacar api. Penyakit ini bukan infeksi   berisiko, sehingga vaksinasi sangat disarankan,” ujar dr.
                  kulit biasa, melainkan reaktivasi virus cacar air yang   Hanny dengan nada serius.
                  kembali aktif saat daya tahan tubuh melemah.       Menurut data, satu dari tiga orang berisiko
                     Perempuan memiliki risiko lebih tinggi terkena   mengalami Herpes Zoster. Gejalanya sering kali tidak
                  Herpes Zoster dibandingkan laki-laki. Salah satu   langsung dikenali karena pasien awalnya hanya
                  faktornya adalah usia harapan hidup yang lebih   merasakan nyeri tanpa ruam. “Banyak yang mengira
                  panjang, yang berarti kemungkinan mengalami     nyeri ini berasal dari otot atau saraf. Padahal, itu
                  penurunan imunitas juga lebih besar.  “Stres, cemas,   adalah tanda awal Herpes Zoster,” jelas Dr. Hanny.
                  dan kesedihan bisa mengganggu keseimbangan      Ruam kemudian muncul dalam beberapa hari, berupa
                  kekebalan tubuh, terutama yang berkaitan dengan   lepuhan berisi cairan yang menyebar di area tertentu.
                  imunitas. Perubahan hormon juga berpengaruh besar,”   Salah satu komplikasi yang paling dikhawatirkan
                  jelas Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan   adalah Post Herpetic Neuralgia (PHN), yakni nyeri
                  Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dr.   yang berlangsung lebih dari tiga bulan setelah ruam
                  Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM.           menghilang. “PHN terjadi pada sekitar 10-18% kasus,
                     Pentingnya memahami risiko ini menjadi salah satu   tetapi prevalensinya meningkat seiring bertambahnya
                  sorotan dalam diskusi “Vaksinasi Dewasa dan Lansia   usia. Di atas 60 tahun, risikonya bisa mencapai 20%,
                  di Indonesia Terfokus pada Penyakit Herpes Zoster,”   dan pada lansia di atas 80 tahun, bisa mencapai 50%,”
                  yang diadakan oleh GSK Indonesia bersama Kalta   ungkap dr. Sukamto.
                  Bina Insani (KBI) Consulting & Training. Para ahli yang   Nyeri PHN juga dikatakan dapat memengaruhi
                  hadir menekankan bahwa vaksinasi adalah langkah   kualitas hidup pasien. “Bayangkan seseorang
                  pencegahan utama agar perempuan tidak mengalami   mengalami nyeri akut selama satu bulan, lalu diikuti
                  komplikasi serius akibat Herpes Zoster.         nyeri kronik hingga tiga bulan berikutnya. Ini dapat
                     Dr. Hanny Nilasari, Sp.D.V.E., Subsp. Ven., FINSDV,
                  FAADV dari Kelompok Studi Herpes Indonesia      mengganggu aktivitas sehari-hari seperti bekerja atau
                  (KSHI) menambahkan bahwa hormon perempuan       bahkan memasak,” jelas dr. Hanny. Nyeri ini muncul
                  mengalami naik-turun signifikan dalam sehari.   berulang dalam intensitas tinggi, bahkan dapat
                  “Fluktuasi naik turunnya bisa lebih dari 50%. Ini yang   mengganggu tidur dan produktivitas.
                  sangat mempengaruhi mengapa perempuan potensial    Cakupan vaksinasi Herpes Zoster di Indonesia
                  berisiko mendapatkan virus ini,” jelasnya.      masih rendah, hanya 0,5 per 1.000 populasi. Padahal,
                     Herpes Zoster bukan penyakit menular biasa, tetapi   efektivitas vaksin ini tinggi dan bertahan lama. “Hingga
                  merupakan reaktivasi virus Varicella yang telah ada   11 tahun setelah vaksinasi, perlindungan masih
                  dalam tubuh sejak seseorang terkena cacar air. “Virus   optimal tanpa perlu booster tambahan,” kata dr. Hanny.
                  ini berdiam di ganglion dorsal dan kranial. Ketika daya   Kajian White Paper yang dihasilkan diharapkan dapat
                  tahan tubuh menurun, virus bisa aktif kembali,” terang   menjadi panduan strategis bagi pemangku kebijakan
                  dr. Hanny. Dia menekankan bahwa lokasi ruam perlu   dalam memperluas akses layanan imunisasi dewasa
                  diperhatikan, terutama jika muncul di wajah, karena   dan lansia, khususnya vaksinasi Herpes Zoster untuk
                  dapat menyebabkan komplikasi serius. Vaksinasi   mendukung tercapainya populasi lansia dan orang
                  menjadi langkah utama dalam pencegahan.         dewasa yang sehat dan produktif.









 16   |                                                                                                                    |  17




                                                                                                                              28/04/25   19.48
       16-17 Body & Mind.indd   17
       16-17 Body & Mind.indd   17                                                                                            28/04/25   19.48
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22