Page 71 - Binder1
P. 71
kolaboratif dengan komunitas lokal untuk memanfaatkan
kembali sampah non-organik. Disatukan oleh kesadaran
akan kelestarian alam, para seniman membawa perspektif
uniknya masing-masing dalam percakapan global tentang
kesadaran ekologis.
Di panggung kepedulian lingkungan berbalut
seni ini, salah satu seniman yang tampil adalah Elissa
Gjertson atau yang lebih dikenal dengan Plastik Kembali.
Membawa karya berjudul ‘Taman Teratai’, sang perupa
membuat karya ini dari polipropilena, plastik, dan baja
daur ulang. Dalam keterangan resminya, dia menuliskan,
“Hari demi hari, semakin banyak ruang alami yang
tercemar, terkontaminasi, dan bahkan dihancurkan
sampah plastik. ‘Taman Teratai’ berupaya mengubah
kenyataan ini dengan mendaur ulang hampir 20
kilogram plastik dalam patung menari bunga berwarna-
warni dan bentuk alami untuk membantu menciptakan
perbincangan baru tentang solusi.”
Ada pula Attina Nuraini + Evan Driyananda yang
membawa beberapa karya yang memiliki rupa seperti
robot dengan bagian kepala berbentuk roda. Berjudul
‘Circle Of Life’, karya ini dibalut dengan rona-rona
cerah yang terbuat dari berbagai benda. Keduanya
menyampaikan bahwa roda raksasa yang berputar di
ketinggian mengingatkan keduanya tentang keadaan yang
akan selalu berubah setiap saat, “Seperti menaiki sebuah Tidak hanya Plastik Kembali dan Attina Nuraini + Evan
wahana permainan, dalam kehidupan hal baik dan buruk Driyananda, sederet seniman lain turut berpartisipasi di
akan datang silih berganti. Beragam bentuk sosok-sosok panggung ‘Biophilia: Shattering Illusion’. Di antaranya
kecil yang tampak di sekeliling roda menggambarkan Arahmaiani, Ari Bayuaji, Arin Dwihartanto, Eun Vivian Lee,
berbagai watak dan bentuk akan hadir dalam mewarnai Franziska Fennert, Hedwige Jacobs, Ines Katamso, Mulyana,
setiap perjalanan.” Nor Tijan Firdaus, dan Wishulada Panthanuvong.
70 | | 71