Page 81 - Binder WO 080
P. 81

DI NEGERI SAKURA, TERDAPAT
                  SEBUAH CARA MEMANCING
                  TRADISIONAL YANG TERBILANG

                  CUKUP UNIK. DIKENAL DENGAN
                  NAMA UKAI, CARA MEMANCING
                  INI TIDAK MENGGUNAKAN ALAT

                  PANCING SEPERTI BIASANYA.





                  cara memancing tradisional yang terbilang cukup
                  unik. Dikenal dengan nama Ukai, cara ini tidak
                  menggunakan alat pancing. Masyarakat di sana
                  melatih Kormoran, sejenis burung laut berwarna
                  hitam dengan leher dan paruh panjang,
                  untuk menangkap ikan.
                     Berlangsung sejak ribuan tahun silam, tradisi
                  ini biasanya terjadi di beberapa wilayah. Salah
                  satunya adalah di Nagara, Prefektur Gifu, yang biasa
                  melangsungkannya setiap malam musim panas,
                  yakni sejak tanggal 11 Mei hingga 15 Oktober setiap
                  tahunnya. Saat musim ini tiba, kaum adam akan
                  berangkat menyusuri sungai menggunakan rakit
                  kayu yang dilengkapi dengan obor berukuran besar.
                  Nelayan setempat hanya berhenti berlayar jika
                  memang air mulai pasang.
                  Tidak sendiri, enam orang pemancing yang disebut
                  dengan usho akan berada di atas rakit bersama
                  burung yang telah dilatih. Usho biasanya berangkat   Untuk menjadi seorang usho pun tidak main-main.
                  berlayar saat langit mulai gelap dan hanya berbekal   Para usho terpilih memiliki keterampilan khas yang
                  cahaya dari obor. Seperti disebutkan di atas, burung   diwariskan secara turun-temurun. Keterampilan yang
                  kormoran menjadi kawan bagi nelayan yang bertugas   dimiliki berguna untuk menjaga laju perahu di tengah
                  membantu mereka menangkap ikan. Caranya adalah   gelap malam. Tidak hanya itu, mengambil ikan dari
                  dengan mengikat tali di bagian leher sang burung.   mulut burung juga memerlukan teknik khusus agar
                  Namun, jangan khawatir, tali yang diikatkan tidak akan   tidak menyakitinya. Selain menjadi tradisi yang masih
                  menjerat burung, karena dipasang dengan longgar.   terjaga, ukai juga dibuka untuk umum. Wisatawan
                  Ketika sampai di sungai, nelayan akan melepas   baik domestik maupun mancanegara
                  burung untuk berenang. Mereka kemudian mengikuti   bisa menyaksikan prosesinya.
                  kawanan burung yang mencari ikan tersebut. Burung-  Nantinya wisatawan baik lokal maupun
                  burung yang dibawa akan menangkap ikan dan      mancanegara harus merogoh kocek sebesar 1500
                  menyimpannya di mulut mereka. Satu ekor burung,   hingga 3500 Yen atau setara dengan Rp200 hingga Rp
                  umumnya bisa menangkap enam ekor ikan dalam     400 ribu untuk biaya menyewa kapal. Wisatawan diajak
                  sekali berenang. Jika tugasnya telah selesai, usho akan   mengikuti para usho saat berangkat berlayar dengan
                  memberikan ikan-ikan kecil untuk dimakan        menggunakan perahu lain, agar tidak mengganggu
                  burung-burung tersebut.                         prosesi ukai yang berlangsung.



 80   |                                                                                                                    |  81
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86