Page 47 - Binder WO 073 OK
P. 47
untuk gaji dan membeli bahan baku. Saya pun tidak Krakatau dikenal dengan Krakatoa, agar mudah diingat
tahu sampai kapan kebijakan ini bisa dipertahankan. akhirnya dipilihlah nama Krakatao. Hany beserta
Sementara, pembatik di daerah Solo, Cirebon, timnya selalu rajin menyosialisasikan perbedaan
Pekalongan, dan lain-lain sistem pembayaran di sana batik tulis dan cap kepada para tamu maupun
sifatnya memang borongan. Di Cilegon sendiri polanya pelanggannya. Karena masyarakat di kota Cilegon
lebih gaji bulanan dan mereka tidak peduli batik masih ada yang belum paham mengenai perbedaan
terjual atau tidak, pokoknya setiap bulan gajian,” lanjut kedua jenis batik tersebut.
Hany menerangkan. Misi dan visi perempuan yang memiliki tiga
Berawal dari niat membuka usaha batik untuk anak ini sebenarnya lebih ke arah membuat corak
membantu masyarakat Cilegon yang ibu-ibunya dan motif batik tersendiri khas daerah setempat.
banyak memiliki anak putus sekolah, Hany pun Inspirasinya berangkat dari kearifan lokal dan kuliner
berusaha mempertahankan bisnisnya di tengah krisis. khas Kota Cilegon. Dia memaparkan, “Seperti motif
Karena krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 terus sate bandeng, debus, rampak bedug, gunung
berkepanjangan dan agar outlet maupun sanggarnya Krakatau, gipang, emping, landmark Cilegon, dan lain
tidak tutup, kemudian dia mengambil inisiatif sebagainya. Batik Krakatoa sudah banyak diminati
mengubah sistem pengajian menjadi borongan, masyarakat kota Cilegon, karena mampu menciptakan
karena kondisi keuangan semakin menipis. “Namun, produk-produk khas dengan menonjolkan sisi budaya
syukurlah situasi sudah mulai stabil kembali sekarang. dan tradisi setempat. Belakangan dihadirkan pula
Setiap ada koleksi baru kami selalu bersemangat motif batik terbaru, yaitu Angkutan Sungai Danau dan
memanfaatkan pemasaran secara digital seperti Penyeberangan atau ASDP dengan corak khas kapal.
intagram, FB, dan WA. Cara promosi dari mulut ke Lalu, motif batik yang paling laris dibeli adalah Gunung
mulut juga tetap dilakukan, pokoknya berbagai cara Krakatau, debus, dan rampak bedug.”
dilakukan, agar tali silaturahmi tetap terjalin baik itu Ditanya mengenai kendala produksi yang
klien lama maupun baru,” ungkap perempuan yang dihadapinya dalam bisnis ini adalah adanya
memulai bisnisnya ini sejak tahun 2014 ini. keterbatasan tenaga kerja pembatik yang memiliki
Dia berterus terang selain di era pademi, masa sulit passion di bidang ini. Kebetulan Hany memiliki sahabat
dalam membangun bisnisnya lebih pada tiga tahun yang mempunyai usaha batik Betawi dan bersedia
pertama ketika memulainya. “Setiap mau tanggal memfasilitasi guru dan bahan bakunya untuk belajar
gajian saya sempat kelabakan dan meminta masukan batik. “Di zaman sekarang memang tidak mudah
ke suami yang kebetulan background-nya adalah mencari orang yang mau bekerja sebagai pembatik.
marketing. Dia menyarankan kalau bisnis kita masih Contohnya dari 50 orang yang diberikan pelatihan,
baru, ada baiknya ketika teman-teman datang bagikan tersaring 30 orang yang memiliki bakat dan tersisa 12
saja batiknya. Ya, hitung-hitung promosilah karena kita orang yang mau meneruskan pekerjaan ini. Sementara,
memang harus memperkenalkan karya kita terlebih untuk urusan pewarnaan, saya mengambil orang
dahulu kepada orang lain. Ternyata benar setelah Cirebon untuk membantu kami,” ungkapnya dengan
berapa lama kemudian mereka kembali datang ke nada serius. Walaupun demikian, batik Krakatoa tetap
outlet dan membeli koleksi batik saya.” berkomitmen akan terus meningkatkan kualitas
produksinya dan memasarkan batik ini secara
BATIK KHAS KEARIFAN LOKAL luas hingga ke berbagai daerah di Tanah Air dan
Krakatoa sendiri menyasar pada batik tulis dan cap mancanegara. Hany pun berharap hasil karya timnya
untuk kalangan menengah ke atas. Sebutan Krakatoa bisa diapresiasi lebih banyak orang lagi, agar bisa
ini terinspirasi dari nama Gunung Krakatau yang turut meningkatkan perekonomian bangsa sekaligus
terletak di Selat Sunda. Di mancanegara nama Gunung mengembangkan kearifan lokal.
| 47