Page 29 - Binder WO 106
P. 29
CONNIE RAHAKUNDINI BAKRIE
ANALIS PERTAHANAN DAN MILITER
TAK RELA DIREMEHKAN
DALAM DUNIA MASKULIN
Naskah: Elly Simanjuntak Foto: Fikar Azmy
“SEPERTI YANG SAYA ALAMI SELAMA INI, SEOLAH-
OLAH ADA STIGMA DI MASYARAKAT KITA BAHWA
PERTAHANAN KEAMANAN DAN MILITER ADALAH
URUSAN KAUM ADAM, BUKAN HAWA.”
unia pertahanan dan militer yang maskulin bukanlah bidang
yang mudah digeluti oleh para perempuan di Tanah Air,
khususnya untuk mereka yang bercita-cita menjadi pakar di
Dbidangnya, seperti sang Analis Pertahanan dan Militer Connie
Rahakundini Bakrie. “Seperti yang saya alami selama ini, seolah-olah ada
stigma di masyarakat kita bahwa pertahanan keamanan dan militer adalah
urusan kaum Adam bukan Hawa. Di awal berkarier sebagai akademisi,
terutama saat menjadi dosen di Sesko Angkatan Darat, Laut, Udara, dan
Sesko TNI, saya pun sering dipertanyakan mengenai keilmuannya di bidang
ini,” papar dosen tamu di Sesko, TNI, AD, AU, AL, dan Lemhanas ini kepada
Women’s Obsession. Itulah sebabnya, dia tidak rela jika diremehkan dan
bertekad akan terus mengasah serta memperdalam ilmu dan eksis di dalam
maupun luar negeri.
TAK HANYA ‘DIPERHITUNGKAN’ DI TANAH AIR
Rekam jejak Connie tercatat menekuni dunia pertahanan dengan kuliah Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Indonesia. Lalu, melanjutkan pendidikan
master di Asia Pasific Center for Security Studies (APCSS) Honolulu, Hawaii.
Kemudian dia menimba ilmu di Fu Hsing Kang War College, Republic of China,
Chevening Executive Programme Democracy and Security di Birmingham
University, Inggris, dan IDEAS Leadership Programme MIT Boston, Amerika
Serikat. Di luar itu, dia pernah menjadi senior research fellow di Institute of
National Security Studies (INSS), Tel Aviv, Israel, lalu menyelesaikan program
| 29