Page 85 - Binder WO 093
P. 85
kecepatan pergerakan massa. Dengan begitu,
pihak keamanan dapat menerima peringatan dini.
Menurut Murray Bilby, pakar crowd control dari
Todoos, sedikitnya ada lima kunci agar massa bisa
terkendali, yakni memprioritaskan manajemen
risiko dan mengatur denah acara.
Pihak penyelenggara juga dapat memperkuat
sistem keamanan, memperdalam mitigasi
kegawatdaruratan, dan melibatkan tim yang
terlatih.
Belum genap satu tahun setelah pandemi mereda,
berbagai acara yang melibatkan kerumunan
orang, seperti konser musik hingga festival
budaya menjadi salah satu perhelatan yang
banyak ditemukan.
Berlangsung pada 5 November 2021, konser
music Astroworld Festivals Travis Scott yang
berlangsung di Houston, Amerika Serikat,
menewaskan 20 orang dan ratusan luka-luka.
Terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, kejadian
ini menewaskan lebih dari 120 orang pada
tanggal 1 Oktober 2022 lalu. Insiden ini terjadi
setelah pertandingan tim Arema FC menghadapi
Persebaya Surabaya.
Masih pada bulan yang sama, yakni pada 29
Oktober 2022, terjadi insiden perayaan Halloween
di Itaewon, Korea Selatan, yang menewaskan 151
jiwa. Pengunjung yang membeludak hingga 100
ribu orang di sebuah gang kecil dengan jalanan
menurun membuat mereka sulit bergerak dan
kesulitan mendapatkan oksigen akibat saling
berdesakan.
Beberapa langkah dapat dilakukan untuk
mencegah hal tersebut. Pertama, yakni dengan
membaca perilaku orang-orang yang dinilai bisa
memicu kerusuhan. Hal ini juga berhubungan
dengan penggunaan minum-minuman keras.
Menggunakan artificial intelligence yang dapat
membantu menganalisis dan mengendalikan
kerumunan sebelum kekacauan terjadi.
Salah satunya adalah sistem ‘Public Eye’ yang
menjadi bagian dari Crowd Monitoring System
Amsterdam (CMSA), yang diimplementasikan
Pemerintah Kota Amsterdam, Belanda.
Sistem ini mampu memantau kepadatan dan
84 | | 85