Page 61 - Binder MO 246-002-Tahun ke-20 (1)
P. 61
Baswedan untuk berbuat lebih banyak
kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia, salah satunya dengan maju
menjadi calon presiden Indonesia.
Jurnalis Pejuang
Pada masa mudanya, AR Baswedan aktif
di surat kabar. Ia pernah meniti kariernya the Japanese Occupation, 1942-1945” ditulis oleh cucunya.
sebagai wartawan di Koran Tit Po, yang karya Harry J. Benda. Hal ini merupakan hal yang cukup
didirikan seorang Tionghoa. Berkat kontribusinya di dunia berkesan baginya. Anies mengaku
Pada 1 Agustus 1934 silam, Harian jurnalisme Tanah Air, Soebagio I.N, dalam bangga lantaran namanya terdapat
Matahari Semarang memuat tulisan buku “Jagat Wartawan” memilih A.R dalam surat-surat penting yang
A.R. Baswedan tentang orang-orang Baswedan sebagai salah seorang dari 111 dikirimkan oleh sang kakek.
Arab. Dalam artikel itu, foto Baswedan perintis pers nasional yang tangguh dan “Saya bangga sekali ketika disebut
termuat jelas dengan memakai surjan berdedikasi. begitu. Yang saya tidak sadar dan baru
dan blangkon. Ia sendiri dikenal sebagai Anies menuturkan sang kakek AR tahu di kemudian hari adalah, itu cara
pemberontak peranakan Arab, yang Baswedan menjalani profesinya sebagai beliau memberitahu si penerima bahwa
ternyata juga fasih dalam berbicara wartawan hingga akhir hayatnya di usia kalau banyak salah-salah ketik, itu bukan
dalam bahasa Jawa Surabaya. 78 tahun. “Kebetulan saya pribadi tumbuh diketik oleh dirinya, tapi oleh cucunya,”
Kala itu, A.R. Baswedan menyerukan besar bersama dengan kakek satu rumah ujar Anies seraya tertawa.
kepada orang-orang keturunan Arab di Jogja. Beliau, dari mudanya seorang
agar bersatu membantu perjuangan wartawan, sampai tutup usia. Ke mana Pesan Abadi Sang Kakek
kemerdekaan Indonesia. Ia mengajak pun pergi selalu bawa kamera, dan ke Sampai hari ini, Anies masih teringat
rakyat keturunan Arab, untuk mana pun pergi selalu membawa tape pesan-pesan kakeknya. Sang kakek
memahami dan menganut asas recorder,” kenang Anies. yang pada 2018 lalu dianugerahi gelar
kewarganegaraan ius soli: di mana saya Sebagai wartawan, AR Baswedan pahlawan nasional itu.
lahir, di situlah Tanah Airku. Ya, A.R. terus memperdalam kemampuan “Beliau pesan sama saya, Anies ada
Baswedan memang punya peran besar menulis setiap harinya. Anies waktu kosong baca! Jangan pernah ada
dalam menyiapkan gerakan pemuda mengungkapkan, kakeknya tersebut waktu kosong,” ujar Anies menirukan
peranakan Arab untuk berperang pernah memintanya menjadi juru ketik pesan sang kakek padanya.
melawan Belanda di masa-masa revolusi. waktu dirinya masih duduk di bangku Anies menjelaskan sang kakek
Sebagai seorang wartawan pejuang sekolah dasar. “Beliau tiap hari kirim merupakan kutu buku. Saat tiada,
yang hidup di era kemerdekaan, surat. Saya jadi juru tulisnya. Jadi duduk AR Baswedan mewarisi 4.000 buku
Baswedan sangat produktif menulis. di mesin ketik. Saya yang ketik, beliau kepadanya. Selain itu, Anies bercerita
Di era revolusi, tulisan-tulisannya kerap yang mendikte,” ungkap Anies. sang kakek hingga akhir hayatnya
tampil di media-media propaganda Anies tak ingat apa saja yang tak pernah berhenti belajar, menulis,
kebangsaan Indonesia dengan nada ditulisnya saat itu. Namun di akhir surat, dan membaca. “Beliau bisa berbahasa
positif dan optimistis, sebagaimana sang kakek selalu meminta dirinya Inggris, bahasa Belanda, lancar
terekam dalam buku “The Crescent and menuliskan namanya di ujung surat berbahasa Arab, dan paham bahasa
the Rising Sun: Indonesian Islam Under sebagai penanda bahwa surat tersebut Perancis,” pungkas Anies. n
| 61