Page 46 - Binder MO 231
P. 46
■ COVER STORY
# BERDAKWAH SAMPAI KE ACEH
Di sela-sela kesibukannya sebagai
bupati, Satono masih menyisihkan
waktu untuk berdakwah. Kemampuan
dakwahnya tak lepas dari pendidikan
formal yang didapatnya. Ya, Satono
yang menyelesaikan kuliah di Sekolah
Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad
Natsir tahun 2004, ini juga mengawali
sekolah keagamaannya di Madrasah
Aliyah Gerpemi Tebas (1996-1997) lalu
mengenyam di Pondok Pesantren Ibnu
Taimiyah, Singkawang (1997-1999).
Karena itulah peraih Program Studi
Magister Ilmu Hukum Universitas
Tanjungpura juga dikenal sebagai da’i.
Bahkan ia memberikan kuliah umum
di Markaz Dewan Dakwah Aceh, pada
tanggal 11 Oktober 2022. Ia memberikan kemudian dilanjutkan sebagai Ketua PITI penanaman nilai-nilai keislaman dalam
Kuliah umum dengan judul “Dakwah Kabupaten Sambas (2007-2008). lingkungan keluarga.
Melalui Jalur Politik”, yang diikuti oleh Tak hanya itu, Satono juga sempat Dalam konteks itu ia lebih banyak
pengurus Dewan Dakwah Aceh, civitas menjabat Sekretaris Dewan Da’wah melakukan dakwahnya dengan
akademika Akademi Dakwah Indonesia Islamiyah Indonesia Kabupaten Sambas perbuatan secara langsung. “Antara
(ADI) Aceh, mahasiswa-mahasiswi ADI (2008-2015), setelah itu menjabat lain memberikan keteladanan atau
Aceh, dan undangan lainnya. sebagai Ketua Dewan Da’wah Islamiyah memberi contoh dengan pembiasaan
Kepiawaiannya dalam bidang Indonesia Kabupaten Sambas (2015- yakni mengulang-ulang, memberikan
agama Islam, menjadikan Satono 2020). Ia juga pernah terpilih sebagai nasihat, menyampaikan petuah tentang
dipercaya menduduki sejumlah Wakil Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim kebaikan-kebaikan, hubungan antara
jabatan di organisasi. Di antaranya, Ketua Indonesia (ICMI) Kabupaten Sambas manusia dengan pencipta, juga dengan
Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (2015-2020). Selain berdakwah di luar, sesama manusia dan lingkungan,”
(PITI) Kota Singkawang (2004-2007), Satono juga tak melupakan melakukan pungkasnya.
Malam Tujuh Likor dan Kue Pasong
Keakrabannya dengan masyarakat membuat Qadar, yaitu malam-malam ganjil dari sepuluh
Satono paham betul akan tradisi yang umum malam terakhir. Kebiasaan masyarakat Sambas
dilakukan rakyat Sambas. Karena ia kerap saat malam tujuh likor biasa membuat kue pasong
mengikuti tradisi-tradisi tersebut dan memberikan yang nantinya dibawa ke masjid dan dimakan
support yang luar biasa. bersama. Nah, kue pasong ini memiliki filosofi
Misalnya dalam bulan suci Ramadhan serta tentang dibelenggunya syaitan pada
jelang hari raya Idulfitri ia ikut memberikan Bulan Suci Ramadhan” ia menjelaskan.
dukungan peringatan tradisi yang dinamakan “Sedangkan untuk tradisi menyambut
‘malam tujuh likor’. Acara itu merupakan salah satu Bulan Idulfitri di Sambas hampir sama dengan
tradisi unik masyarakat Sambas, Kalimantan Barat, kebanyakan masyarakat Indonesia lainnya, seperti
dalam menyambut Idulfitri, di mana malam ini ziarah kubur, silaturahmi ke rumah keluarga saat
dihitung pada malam 27 sebelum Idul Fitri. hari Idulfitri pertama dan kami mensupport setiap
“Tradisi Malam tujuh likor ini merupakan kegiatan keagamaan yang ada di Kabupaten
bentuk dari peringatan turunnya malam Lailatul Sambas” tutupnya.
46 |