Page 87 - Binder MO 224 EDSUS
P. 87
embahas festival budaya sagu, parutan kelapa, hutamia (jamur masyarakat dan pemerintah setempat
di Indonesia menjadi merah), serta nasi jagung rempah. untuk menjaga kelestarian alam.
hal yang menarik dan Untuk pencinta sambal, ada utanil, yakni Harapannya anak cucu di masa depan
M tidak ada habisnya. sambal dari pucuk pohon kedondong tetap bisa melihat penyu belimbing
Begitu banyak pesona yang tersimpan di hutan. Tidak ketinggalan beragam bertelur dan hidup bebas di sepanjang 7
banyak tempat di Tanah Air. Salah satunya seafood dengan olahan serba kenari, km pesisir Pantai Tanjung.
adalah Festival Tanjung Waka (FTW) yang serta berbagai makanan manis yang Terdapat beberapa pilar konsep
berlangsung di Sulabesi Timur, Kepulauan menggunakan bahan dasar madu. eco-event yang diterapkan, di antaranya
Sula, Maluku Utara. Pagelaran ini pertama Tidak hanya itu, masyarakat lokal penggunaan perlengkapan makanan
kali dihelat pada tahun 2015 atas inisiasi juga menggelar ‘Island of Unimagined dan minuman yang 100% menggunakan
masyarakat untuk mengenalkan budaya Stages’, yakni sebuah pentas kolosal bahan nonplastik. Bahkan, pengunjung
dan mengembangkan potensi pariwisata yang menuturkan kisah leluhur diminta untuk membawa botol
setempat. mereka. Cerita-cerita yang dibawakan minum sendiri. Hal ini dilakukan untuk
Berbagai acara menarik berlangsung kental akan filosofi hidup dan dikemas mengurangi sampah plastik yang dapat
selama empat hari, mulai dari membawa dengan menarik. Acara ini juga mencemari lingkungan. Penggunaan
wisatawan berkeliling pulau lewat agenda melibatkan ratusan anak-anak yang bahan konstruksi pendukung event pun
Gowes Bena Sepeda 60 km, Coastal tinggal di sepanjang pesisir pantai di dipilih secara teliti agar tetap ramah
Cleanup, Coral Transplantation, Sea Turtle Semenanjung Sula. Para pelaku UMKM lingkungan. Terakhir, penggunaan
Conservation, Traditional Dance, hingga dan sejumlah penggiat seni budaya sistem komunikasi digital dan sistem
Traditional Children Games. Ada pula live pun turut andil dalam mengenalkan transportasi bersama untuk menekan
cooking yang ditampilkan oleh chef-chef budaya kepada wisatawan dalam pentas angka polusi udara.
profesional dengan mengolah kuliner yang dibuat. Para tamu undangan juga Sempat ditiadakan akibat pandemi
leluhur masyarakat setempat. Agenda ini diminta mengenakan busana adat atau Covid-19, akhirnya acara tahunan ini
dibuat agar para wisatawan mengenal atribut khas Kepulauan Sula. kembali berlangsung pada akhir Maret
kuliner khas Kepulauan Sula. Selain kekompakan masyarakat 2022. Salah satu yang menarik adalah
Selain itu, wisatawan juga dapat dalam menggelar acara, salah satu Seminar Internasional dan Pencanangan
mencicipi berbagai penganan khas keunikan lain dari Festival Tanjung Waka Kabupaten Sula Bebas Sampah Plastik
yang dijajakan oleh warga. Beberapa di adalah konsep yang diusung, yakni 2024. Agenda yang menjadi bukti
antaranya adalah sinoli dan jepa, yakni eco-event berbasis ekologi. Konsep ini kepedulian masyarakat terhadap
kudapan yang terbuat dari campuran dipilih, karena telah menjadi komitmen sampah. n
| 87