Page 53 - Binder MO 223
P. 53
untuk mencoba menjalaninya. Setelah pengacara bertugas untuk memberikan hidup kita. Sebetulnya hal-hal seperti itu
mempelajarinya, malah tumbuh jasa hukum. “Sehingga harus tidak baik dan dapat membuat kita lebih
ketertarikan terhadap dunia hukum,” memberikan yang terbaik dan melayani ter-pressure lagi. Tetapi, inilah dunia
ungkapnya. dengan sepenuh hati,” imbuhnya. lawyer, kalau tidak dapat beradaptasi
Lulus tahun 1997, Thomas tak lantas Bicara soal makna keadilan di mata bekerja di bawah tekanan, saya sarankan
bekerja di bidang hukum, ia memulai hukum, Thomas mengatakan keadilan lebih baik pikirkan alternatif profesi
sebagai bankir di Bank Danamon. susah didefinisikan secara pasti, karena lain bagi mereka yang lulusan fakultas
Namun, baru setengah tahun, ia tiap orang pasti punya rasa yang hukum,” ungkapnya.
merasa jiwanya bukan di perbankan berbeda. “Karena adil itu sangat relatif, Selain itu, seorang lawyer harus terus
dan memutuskan untuk beralih profesi adil bagi seseorang, untuk yang yang haus ilmu, karena hukum yang terus
menjadi lawyer di firma hukum Dewi lain mungkin tidak. Namun yang pasti, berkembang. “Jangan berhenti belajar,
Soeharto & Rekan. “Lalu pada 2000, kami berusaha membantu masyarakat karena saat ini antara ketentuan hukum
saya diajak oleh teman, Hermawan untuk memperoleh hak-hak dasar dan industri sendiri berkembang pesat.
Pamungkas untuk bergabung di mereka. Apa itu hak-hak dasar? Misalnya, Kita harus selalu bisa mengimbangi agar
firma hukumya. Dan, pada 2003, saya hak untuk menyatakan pendapat dan tidak tertinggal,” tegas pria yang gemar
memutuskan untuk mendirikan firma berkumpul,” jelasnya. memakai batik ini.
hukum sendiri, yakni SHM Partnership,” Lebih lanjut Thomas mengatakan, Di dunia hukum, Thomas memiliki
papar pria berdarah Batak ini. wajah hukum di Indonesia, sudah beberapa sosok yang menjadi inspirasi
Hampir dua dekade, SHM banyak perbaikan, walaupun jika dan panutannya, pertama Todung Mulia
Partnership tetap berkibar, bahkan dibandingkan dengan negara-negara Lubis, seorang ahli hukum dan Guru
berkat reputasi positif yang dijaga, firma lain, kita masih jauh tertinggal. Besar Hukum Pidana di Universitas
hukum ini meraih penghargaan law firm “Kita masih memiliki banyak Sumatera Utara serta aktivis pembela
dengan kasus IPO terbanyak pada tahun peraturan yang didasarkan pada hak-hak asasi Indonesia “Beliau sangat
2020 serta masuk ke dalam 100 besar pemerintahan kolonial Belanda dulu. luar biasa, saya sendiri pernah bekerja
kantor hukum terbaik di Indonesia. Contohnya, hukum acara perdata kita sama dengan beliau,” jelasnya.
“Saya bersyukur di tengah yang belum banyak berubah, yang hanya Kedua yang juga luar biasa baginya
pandemi Covid-19, kami tetap dapat sekadar tambal sulam. Namun, saya adalah mendiang Adnan Buyung
beracara. Memang tantangannya melihat ada political will dari pemerintah Nasution, yang dikenal sebagai seorang
lebih besar, apalagi ketika pemerintah membuat ini lebih baik. Saya harapkan, advokat andal, aktivis pro demokrasi,
memberlakukan kebjiakan pembatasan teman-teman yang berprofesi di bidang dan pendiri Lembaga Bantuan Hukum
sosial berskala besar, sehingga komunikasi hukum, di parlemen, dan pemerintah Jakarta atau atau LBH.
dengan klien tidak bisa dilakukan dapat mengusahakan ini lebih cepat, “Saya juga pernah bekerja sama
secara tatap muka. Sementara, proses- karena walaupun sudah berjalan ke arah dengan beliau dulu. Kedua sosok ini
proses beracara, khususnya perdata yang lebih baik, tapi temponya masih sangat menginspirasi dan saya kagumi
tetap berjalan dan kita harus hadir di lambat,” terang Thomas. di dunia hukum,” ujarnya.
pengadilan. Saya bersyukur, kami bisa Sebagai sosok yang sudah lama Menutup pembicaraan, Thomas
melewati itu,” ungkap ayah dua anak ini. berkecimpung di dunia hukum, Thomas menguntai mimpi mulianya, yaitu ingin
Ia juga memaparkan strategi lainnya menegaskan, seorang pengacara harus lebih banyak membaktikan diri kepada
untuk bertahan di tengah krisis, yakni bermental baja dan siap bekerja di masyarakat. “Banyak lawyer yang terjun
harus memahami posisi klien. “Masa bawah tekanan. “Bagi yang berprofesi ke dunia politik, tadinya sempat terpikir,
pandemi ini kami tidak kekurangan sebagai litigator atau yang bergerak tetapi setelah saya pelajari ternyata
kerjaan, tetapi kami harus sadari ini di bidang dispute resolution, maupun saya kurang cocok. Saya tidak punya
berdampak pada kemampuan klien mereka yang bergerak di bidang obsesi lebih, hanya ingin lebih banyak
dalam membayar. Kami tidak ingin korporat, pasti dikejar-kejar waktu. mengabdi kepada masyarakat. Saya lahir
hubungan dengan klien hanya saat Saat saya pertama kali bekerja di dari zaman Orde Baru, yang pada saat
senangnya saja. Kami harus memahami kantor hukum, sudah biasa pulang pukul sekolah, saya menikmati pendidikan
ketika kondisi klien sulit dan tetap enam pagi, tiga hari berturut-turut. Etos yang baik dengan biaya yang sangat
membantu dengan sepenuh hati. kerja under pressure ini harus dihadapi murah. Sementara sekarang, biaya
Walaupun kemampuan klien dari sisi para lawyer, khususnya bagi yang muda- pendidikan, misalnya untuk tingkat
keuangan berkurang, tetapi kami tidak muda,” paparnya. strata satu sangat mahal. Oleh karena itu,
boleh mengurangi kualitas layanan Kemudian, kadang kala lawyer saya ingin bisa melakukan pengabdian-
kami. Ini yang kami pegang, terutama terbawa dengan permasalahan kliennya. pengabdian kepada masyarakat, salah
selama pandemi,” ia menggarisbawahi. “Kadang kita merasa bahwa masalah satunya melalui jalur pendidikan,”
Karena bagi pria yang hobi fotografi ini, yang dihadapi klien menjadi masalah di pungkasnya. ■
| 53