Page 63 - Binder MO 216
P. 63

ahun 1936, Sjahrir dan Hatta
                          tiba di Banda Naira sebagai
                          tahanan politik. Mereka
                  T bertemu dengan tahanan
                  politik lainnya, Tjipto dan Iwa yang
                  sudah terlebih dahulu berada di sana.
                  Meski ada dalam pengasingan, mereka
                  tak gentar meneruskan perjuangan di
                  bidang sosial dan pendidikan. Kesibukan
                  ini tidak disukai oleh penguasa setempat
                  Hindia Belanda, Kloosterhuis, yang
                  akhirnya memberlakukan pembatasan-   kepada kami. Beberapa waktu lalu, dia   titik awal pulihnya dunia panggung seni
                  pembatasan ruang gerak.              telah pergi meninggalkan kita semua.   pertunjukan,” tandasnya.
                     Di tengah perjuangannya selama    Saya tahu, ketika berkarya, almarhum    “Mereka yang Menunggu di Banda
                  berada di Banda Naira, Sjahrir terus   selalu bekerja dengan sepenuh hati.   Naira” menghadirkan nama-nama
                  diliputi perasaan gelisah, karena terpisah   Dan, kita akan meneruskan energi   pelakon yang berdedikasi di film dan
                  dengan kekasih hatinya, Maria Johanna   itu,” ungkap Happy Salma, Founder   teater, yakni Reza Rahadian (Sutan
                  Duchteau yang berada di Belanda.     Titimangsa Foundation dan sang       Sjahrir), Lukman Sardi (dr. Tjipto
                  Kendatipun surat-surat dari Maria    produser pertunjukan.                Mangoenkoesoemo), Tanta Ginting
                  selalu datang, tapi dia selalu merasa   Sementara, Program Director Bakti   (Mohammad Hatta), Verdi Solaiman
                  tak cukup. Dia ingin belahan jiwanya   Budaya Djarum Foundation Renitasari   (Iwa Koesoema Soemanteri), dan Willem
                  itu ada di sisinya. Kenangan-kenangan   Adrian menuturkan, di tengah pandemi,   Bevers (Kloosterhuis). Selain itu, turut
                  indah keduanya kerap berkelebat      panggung seni pertunjukan Indonesia   andil pula aktris film yang baru pertama
                  dalam benak Sjahrir, terlebih kala dia   senantiasa beradaptasi pada kondisi   kali menjejakkan kaki di panggung
                  tengah menyendiri di pantai. Dengan   dan berbagai perubahan yang ada     teater, Julie Estelle (Maria Duchtaeau)
                  perasaan rindu yang sulit terbendung, ia   dengan menghadirkan berbagai   dan aktor cilik pendatang baru, Akiva
                  menunggu Maria datang ke Banda Naira.  pementasan secara virtual. “Kali ini,   Sardi (Des Alwi).
                     Kisah ini diangkat dari sebuah novel   bersama Titimangsa Foundation, kami   Pentas ini juga melibatkan jajaran
                  karya Sergius Sutanto bertajuk “Bung   ingin sedikit melepas kerinduan para   kerabat kerja yang telah malang
                  Di Banda” yang diterbitkan oleh Gagas   penikmat seni dengan menyajikan   melintang di dunia seni pertunjukan,
                  Media. Novel ini dialihwahanakan     sebuah pementasan yang dapat         yakni Deden Jalaludin Bulqini (Pimpinan
                  oleh almarhum Gunawan Maryanto       disaksikan secara virtual dan gratis   Artistik), Novi Purnama (Penata Musik),
                  sebagai naskah lakon pementasan yang   di kanal YouTube kami, serta secara   Retno Ratih Damayanti (Penata Kostum),
                  kemudian ditafsir ulang oleh Wawan   langsung. Bertempat di gedung seni   Aji Sangiaji (Penata Cahaya), Yudin
                  Sofwan untuk pertunjukan “Mereka yang   pertunjukan dengan jumlah penikmat   Fakhrudin (Penata Rias), serta Ruby
                  Menunggu di Banda Naira” agar dapat   seni yang terbatas dan juga protokol   Roesli (Skenografer).
                  dinikmati dan diterima dengan baik oleh   kesehatan di mana seluruh kru,     Pementasan ke-52 Titimangsa
                  para penikmat seni yang menyaksikan   pemain, dan penikmat seni wajib sudah   Foundation ini digelar pada 25 November
                  secara langsung maupun dari rumah.   melakukan vaksinasi Covid-19 sebanyak   2021 di Gedung Kesenian Jakarta dan
                     “Pentas ini merupakan kenang-     dua kali  serta melakukan tes baik PCR   ditayangkan secara virtual mulai 17
                  kenangan yang sangat berarti, yang   atau antigen dengan hasil negatif.   Desember 2021 selama 6 bulan di kanal
                  dititipkan oleh Gunawan Maryanto     Semoga pementasan ini dapat menjadi   YouTube IndonesiaKaya. ■


                                                                                                                            |  63
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68