Page 61 - Binder MO 216
P. 61
alam menciptakan karya, Melati
banyak dipengaruhi oleh pengalaman-
pengalaman pribadi. Setiap kaya
D memiliki kisah tersendiri. Bagi
dia, tubuh adalah subjek dan sumber gagasan
yang menyatu dengan elemen kehidupan, dan
mencetuskan sebuah karya.
Pameran ini menyuguhkan karya-karya Melati
yang berdurasi panjang, menantang ketahanan
tubuh baik fisik dan psikologis dalam mencari
kesadaran spiritual yang lebih dalam. Lebih jauh lagi,
dengan menghadirkan beberapa praktik artistik yang
berpengaruh terhadap Melati serta arsip pribadinya,
pameran ini bertujuan untuk memberikan gambaran
menyeluruh dari proses kreatif sang perupa.
Presentasi seni Melati berlangsung sejak Oktober
hingga 14 November 2021. Setiap akhir pekan,
deretan karya disuguhkan, seperto seni performa
bertajuk Transaction of Hollows.
Sebuah pertunjukan berdurasi 4 jam ini dilakukan
oleh Melati di Malmö, Swedia untuk pertama kalinya
tahun 2016. Ini adalah performance yang terinspirasi
dari filosofi panahan Jawa, di mana dia melepaskan
800 anak panah di ruangan dengan kehadiran
penonton di dalamnya.
Lewat karya ini, Melati berfokus pada arah
masyarakat kita yang hilang. Membidik sesuatu bisa
berarti harfiah dan metaforis—pemanah membidik
seperti mata banteng; sedangkan manusia bertujuan
meraih tujuan pribadinya. Filosofi panahan Jawa
ngajarin kita bahwa proses itu sama pentingnya
dengan hasil.
Lalu pertunjukan bertajuk Alé Lino yang pertama
kali ditampilkan Melati di Brunswick, Jerman. Ini
adalah karya performance soal kekosongan dan
upaya masuk ke ruang transisi antara tubuh dan
pikiran, material dan tidak material, duniawi dan
kosmik, serta feminin dan maskulin.
Dalam karya Alé Lino, Melati berdiri di atas
sebuah tumpuan, bersandar pada tiang sepanjang
empat meter yang diletakkan di dekat ulu hatinya
atau disebut sebagai solar plexus. Ia berdiri selama
3 jam dalam posisi ini–sebuah upaya yang butuh
ketahanan fisik dan mental. Solar plexus adalah
sebuah area yang sangat rentan di dalam tubuh
manusia, tempat terbentuknya jaringan syaraf yang
kompleks. Dalam performans ini, sang seniman
mencapai apa yang disebutnya sebagai “kekosongan
total” yang menempatkannya di antara kondisi fisik
dan mental.
Selain Transaction of Hollows dan Alé Lino, ada
seni performans lainnya yang dipertunjukkan, seperti
Behind the Light, Exerhie - Butter Dance, Kleidung
Safe, The Black Ball sebagai sajian penutup. ■
| 61