Page 44 - Binder MO 215 OA 2021
P. 44
BEST INSTITUTIONAL LEADERS
Perry Warjiyo
GUBERNUR BANK INDONESIA
Naskah: Gia Putri Foto: Istimewa
Di bawah kepemimpinan Perry Warjiyo, Bank Indonesia (BI) terus memperkuat
sinergi kebijakan dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan
(KSSK). Dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan dan meningkatkan
kredit/pembiayaan pada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi, ekspor, serta inklusi ekonomi dan
keuangan, terlebih di tengah pandemi Covid-19.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik lima instrumen kebijakan. Pertama,
(BPS), perekonomian Indonesia tetap kebijakan moneter. Ia mengatakan,
tumbuh positif pada triwulan III 2021, kebijakan moneter BI pada 2022 akan
yakni sebesar 3,51% YoY. Perkembangan lebih diarahkan untuk menjaga stabilitas
tersebut terutama ditopang kinerja (pro-stability), baik pencapaian sasaran
ekspor sejalan dengan tetap kuatnya inflasi dan stabilitas nilai tukar, maupun
permintaan mitra dagang utama. stabilitas makroekonomi, maupun
Sementara, surplus neraca perdagangan sistem keuangan.
Indonesia Oktober 2021 mencapai Hal itu sejalan dengan risiko
US$5,73 miliar, lebih tinggi dibandingkan meningkatnya tekanan instabilitas
dengan surplus bulan sebelumnya pasar keuangan global dari
sebesar US$4,37 miliar. normalisasi kebijakan moneter The
Dengan perkembangan tersebut, Fed dan sejumlah negara Advanced
neraca perdagangan Indonesia terus Economies (AEs), Normalisasi kebijakan
mencatat nilai positif sejak Mei 2020. moneter akan dilakukan secara
Neraca perdagangan Indonesia pada sangat hati-hati dan terukur, agar
Januari-Oktober 2021 secara keseluruhan tidak mengganggu proses pemulihan
mencatat surplus US$30,81 miliar, jauh ekonomi nasional. Sedangkan, empat
lebih tinggi dibandingkan capaian pada instrumen kebijakan lainnya pada 2022
periode yang sama tahun 2020 sebesar akan terus diarahkan sebagai bagian dari
US$16,93 miliar. Perry memandang konsumsi dan investasi. Hal ini didukung upaya bersama untuk mengakselerasi
surplus neraca perdagangan tersebut vaksinasi, pembukaan sektor ekonomi, pemulihan ekonomi nasional (pro-growth).
berkontribusi positif dalam menjaga dan stimulus kebijakan. Kebijakan kedua, yakni
ketahanan eksternal perekonomian Lebih lanjut dia berpendapat, makroprudensial longgar akan tetap
Indonesia. bauran kebijakan bank sentral pada dilanjutkan dan bahkan diperluas untuk
BI memprakirakan pertumbuhan tahun 2022 akan terus disinergikan. mendorong kredit dan pembiayaan
ekonomi Indonesia pada tahun 2022 “Sebagai bagian dari arah kebijakan perbankan pada sektor-sektor prioritas
akan mencapai 4,7-5,5%, dari 3,2-4,0% ekonomi nasional untuk mengakselerasi dan UMKM. Ketiga, kebijakan sistem
pada 2021. Didorong berlanjutnya pemulihan sekaligus menjaga stabilitas pembayaran yang modern, seperti
perbaikan ekonomi global yang perekonomian,” kata Perry dalam QRIS, SNAP, dan BI FAST. Keempat,
berdampak pada kinerja ekspor Pertemuan Tahunan Bank Indonesia kebijakan pengembangan pasar uang.
yang tetap kuat, serta meningkatnya yang digelar secara hybrid, belum lama Kelima, kebijakan UMKM dan ekonomi
permintaan domestik dari kenaikan ini. Bauran kebijakan tersebut mencakup keuangan syariah. n
44 |