Page 64 - Binder MO 207
P. 64
■ ART & PERFORMANCE
Perupa asal Indonesia Maharani Semesta dan Angan: Pilihan
Mancanagara mempersembahkan karya Karya dari Koleksi Museum MACAN’
berjudul Hikayat Wanatentrem yang menampilkan seleksi karya-karya
diciptakan pada 2018. karya ini terdiri dari penting dari koleksi museum, termasuk
buku cerita bergambar dalam bahasa instalasi penting Multiverses and Futures
Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa (2017) oleh perupa Denmark-Islandia
Korea di dalam kotak bergulir dan Olafur Eliasson; Portrait of Grace Jones
ditampilkan pada sebuah vitrine. (1986), sebuah karya kenamaan Keith
Sebagai tambahan dari buku, Haring, dan karya-karya dari Sigmar
Maharani juga menciptakan karakter Polke, Barbara Kruger, Zai Kuning,
dari cerita tersebut dengan medium Tisna Sanjaya, serta Bandu Darmawan.
akrilik dan arang pada kayu. Cerita Pameran ini menyoroti beragam cara
pada buku tersebut mengikuti unik para perupa dalam menanggapi
kehidupan sejumlah tahanan politik realita di sekitar mereka dan
pada tahun1960-an dan 1970-an, yang mengeksplorasi visi masa depan mereka.
dideportasi ke sebuah pulau terpencil, Semesta dan Angan sangat relevan
yakni Pulau Buru. dalam konteks pergolakan yang sedang
“Melalui karakter kancil, serigala, berlangsung akibat pandemi Covid-19.
domba, bajak laut, dan burung yang Warna dalam Gua adalah instalasi
digunakan sebagai metafora untuk menakjubkan yang diciptakan
naratif sejarah, buku ini menstimulasi perupa Mit Jai Inn untuk anak-anak,
anak-anak untuk membayangkan dan sebuah ruang yang dihidupkan dengan
berpikir kreatif, dengan penekanan interaksi. Instalasi ini mengeksplorasi
yang kuat pada gagasan rasa hortam, ide-ide tentang rumah dan awal
keharmonisan, dan kehidupan kehidupan, ruang hangat di mana
berdampingan antara manusia dan kita dapat mengapung bebas, tempat
dunia fauna,” urai Asep Topan, Kurator kita bisa mengembangkan berbagai
Museum MACAN. anggapan dan sensasi yang kuat dari
Kisah Antah-berantah oleh Citra lingkungan kita dan dunia luar. Sebuah
Sasmita adalah Ruang Seni Anak Komisi ruang tempat kita berfokus dan mencari
UOB Museum MACAN terbaru, yang kesadaran batin kita.
ditampilkan secara fisik dan virtual. Why Let the Chicken Run? adalah
Awalnya dikembangkan sebagai pameran tunggal pertama Melati
pameran fisik, sang perupa telah Suryodarmo di dalam museum,
memperluas proyek baru yang ambisius menampilkan karya-karya penting dari
ini untuk merespons situasi pandemi lebih 20 tahun praktik keseniannya,
Covid-19. seperti performans terjadwal, fotografi,
Karya ini pertama kali diluncurkan video performans, serta dokumentasi
secara virtual pada 15 Desember 2020 yang bersifat historis.
melalui www.museummacan.org. Melati melakukan pelacakan
Kisah Antah-berantah terinspirasi dari terhadap praktik artistiknya
cerita Tantri Bali klasik, sebuah mitos dengan menghadirkan karya-karya
fantastis yang berisi cerita dalam cerita berdurasi panjang. Misalnya, I’m A Ghost
dan dongeng hewan yang diturunkan in My Own House (2012) (performans
dari generasi ke generasi. Saat Museum selama duabelas jam) dan The Black
dibuka kembali, pengunjung dapat Ball (2005) (dilakukan selama empat
melihat lukisan gulungan sepanjang hari berturut-turut dengan durasi antara
delapan meter buatan sang perupa, delapan hingga sepuluh jam setiap
mengenal karakter hewan dalam harinya), ia menantang ketahanan tubuh
dongeng dan mencium aroma rempah- baik secara fisik maupun psikologis,
rempah yang ditempatkan Citra untuk dan berada dalam pencarian kesadaran
membawa penonton ke dunia imajiner. spiritual yang lebih dalam. ■
64 |