Page 81 - Binder MO 202
P. 81

emancing tidak hanya    adalah di Nagara, Prefektur Gifu, yang   menangkap ikan dan menyimpannya
                               menjadi cara mencari    biasa melangsungkannya setiap        di mulut mereka. Satu ekor burung,
                               sumber makanan.         malam musim panas, yakni sejak       umumnya bisa menangkap enam
                  M Seiring berjalannya                tanggal 11 Mei hingga 15 Oktober setiap   ekor ikan dalam sekali berenang. Jika
                  waktu, memancing bertransformasi     tahunnya. Saat musim ini tiba, kaum   tugasnya telah selesai, usho akan
                  menjadi sebuah hobi yang digandrungi   adam akan berangkat menyusuri      memberikan ikan-ikan kecil untuk
                  banyak orang, terlebih di masa pandemi   sungai menggunakan rakit kayu yang   dimakan burung-burung tersebut.
                  seperti saat ini. Tidak sedikit perusahaan   dilengkapi dengan obor berukuran   Untuk menjadi seorang usho pun
                  alat pancing berlomba menciptakan    besar. Nelayan setempat hanya berhenti   tidak main-main. Para usho terpilih
                  perlengkapan dengan berbagai inovasi   berlayar jika memang air mulai pasang.  memiliki keterampilan khas yang
                  menarik. Mulai dari ringannya alat      Tidak sendiri, enam orang         diwariskan secara turun-temurun.
                  pancing hingga kemampuan mumpuni     pemancing yang disebut dengan usho   Keterampilan yang dimiliki berguna
                  dalam menarik beban ikan yang sering   akan berada di atas rakit bersama   untuk menjaga laju perahu di tengah
                  kali sangat berat.                   burung yang telah dilatih.           gelap malam. Tidak hanya itu,
                     Namun, kali ini Men’s Obsession      Usho biasanya berangkat berlayar   mengambil ikan dari mulut burung juga
                  bukan ingin membahas alat pancing    saat langit mulai gelap dan hanya    memerlukan teknik khusus agar tidak
                  modern, melainkan cara memancing     berbekal cahaya dari obor. Seperti   menyakitinya. Selain menjadi tradisi
                  tradisional yang masih dipertahankan   disebutkan di atas, burung kormoran   yang masih terjaga, ukai juga dibuka
                  hingga kini. Di Negeri Sakura, terdapat   menjadi kawan bagi nelayan yang   untuk umum. Wisatawan baik domestik
                  sebuah cara memancing tradisional    bertugas membantu mereka             maupun mancanegarabisa menyaksikan
                  yang terbilang cukup unik. Dikenal   menangkap ikan. Caranya adalah       prosesinya. Nantinya wisatawan baik
                  dengan nama Ukai, cara ini tidak     dengan mengikat tali di bagian leher   lokal maupun mancanegara harus
                  menggunakan alat pancing.            sang burung. Namun, jangan khawatir,   merogoh kocek sebesar 1500 hingga
                     Masyarakat di sana melatih        tali yang diikatkan tidak akan menjerat   3500 Yen atau setara dengan Rp200
                  Kormoran, sejenis burung laut berwarna   burung, karena dipasang dengan   hingga Rp 400 ribu untuk biaya
                  hitam dengan leher dan paruh         longgar. Ketika sampai di sungai, nelayan   menyewa kapal. Wisatawan diajak
                  panjang,untuk menangkap ikan.        akan melepas burung untuk berenang.   mengikuti para usho saat berangkat
                     Berlangsung sejak ribuan tahun    Mereka kemudian mengikuti kawanan    berlayar dengan menggunakan perahu
                  silam, tradisi ini biasanya terjadi di   burung yang mencari ikan tersebut.   lain, agar tidak mengganggu prosesi
                  beberapa wilayah. Salah satunya      Burung-burung yang dibawa akan       ukai yang berlangsung. n










































                                                                                                                            |  81
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86