Page 37 - migas - JARGAS UNTUK RAKYAT e-mag version
P. 37
LEBIH MURAH, AMAN, DAN BERSIH
Perkembangan pemanfaatan gas alam di Indonesia meningkat pesat
sejak tahun 1974. Gas alam mulai dipasok melalui pipa gas dari ladang
gas alam di Prabumulih, Sumatera Selatan ke pabrik pupuk Pusri II, III,
dan IV di Palembang. Pemanfaatan gas alam juga mulai merambah
wilayah-wilayah lain di Indonesia.
Gas alam memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan di Tanah
Air. Potensi cadangan gas tersebut lebih besar daripada minyak bumi.
Jumlah gas alam yang dapat diangkat dari dalam bumi Nusantara pada
tahun 2006 adalah sebesar 2,269 trillion british thermal unit (tbtu).
Potensi Gas Alam di Indonesia Selain minyak bumi Indonesia
memiliki cadangan gas alam yang cukup besar, yaitu sebesar 170
TSCF dan produksi per tahun mencapai 2,87 TSCF. Cadangan gas alam
diperkirakan cukup untuk dipergunakan selama kurang-lebih 60 tahun
ke depan. Gas alam tersebut sebagian digunakan untuk memenuhi
kebutuhan domestik sebesar 843 tbtu (37%). Sementara, sisanya sebesar
1,426 tbtu (63%) diekspor dalam bentuk LNG maupun gas melalui pipa.
Untuk pemakaian di dalam negeri, gas alam lebih banyak digunakan
untuk kebutuhan pabrik. Sebagai contoh, pipa gas alam yang
membentang dari kawasan Cirebon menuju Cilegon, Banten memasok
gas alam, antara lain ke pabrik semen, pabrik pupuk, pabrik keramik,
pabrik baja, dan pembangkit listrik tenaga gas dan uap.
Pemanfaatan gas alam sebagai bahan bakar dan sekaligus sebagai
bahan baku industri yang mempunyai nilai tambah yang tinggi ini perlu
didorong agar dicapai nilai pemanfaatan yang optimal. Daerah-daerah
penghasil gas alam di Indonesia, antara lain Arun (Aceh), Bontang
(Kalimantan), Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan.
◀ 13 ▶