Page 79 - Binder WO 075
P. 79

uku Gayo merupakan salah satu bukti     Gerakan yang tercipta begitu rupa melalui gerak
                          kekayaan budaya Indonesia. Mendiami     simbolis dan hentakan irama. Tari ini terbagi menjadi
                          dataran tinggi Gayo di Provinsi Aceh    empat bagian. Yakni babak Mu natap, Babak II Dep,
                  S bagian tengah, suku ini memiliki              Babak III Ketibung, Babak IV Cincang Nangka. Gerak
                  begitu banyak kebudayaan dan tradisi. Tari Guel   dasar tari ini ialah Salam Semah (Munatap), Kepur
                  merupakan salah satu warisan tradisional asal Gayo   Nunguk, Sining Lintah, Semer Kaleng (Sengker Kalang),
                  yang terus berkembang. Guel sendiri memiliki arti   dan Dah-Papan. Dibawakan oleh sekelompok pria
                  menyembunyikan. Memiliki gerak yang halus dan   (2 hingga 4 orang) dan wanita (8 hingga 10 orang).
                  lembut, tarian ini memiliki latar belakang kisah unik.   Sementara jumlah penabuh biasanya minimal empat
                  Para peneliti kebudayaan mengatakan Guel tidak   orang dengan alat canang, gong, gegedem, maupun
                  sekadar tarian, melainkan gabungan seni sastra,   memong. Paduan irama serta gerak membuat penonton
                  musik, dan tari itu sendiri.                    seolah-olah menyaksikan terjadinya pertarungan
                     Menurut kepercayaan masyarakat setempat,     maupun upaya yang terjadi antara Sengeda dan Gajah
                  tari Guel sudah ada sejak Sengeda anak Raja Linge   Putih. Kipasan kain kerawang Gayo di punggung penari
                  ke XIII bermimpi bertemu saudaranya, Bener Meria,   seakan-akan mengandung kekuatan yang luar biasa.
                  yang telah meninggal dunia. Dalam mimpi tersebut,   Gerakan demi gerakan dari bagian satu ke bagian lain
                  dia memberi petunjuk kepada Sengeda, tentang    selalu menawarkan uluran tangan layaknya tarian
                  cara untuk bisa mendapatkan gajah putih. Sekaligus   sepasang kekasih. Tidak ada yang menang dan kalah
                  cara menggiring gajah tersebut untuk dibawa dan   dalam tari ini, karena persembahan gerak tersebut
                  dipersembahkan kepada Sultan Aceh Darussalam,   adalah perlambang cinta tulus dan dalam.
                  sebab sang putri Sultan sangat ingin memilikinya.
                  Dalam hitungan tahun, apa yang terjadi di mimpi pun
                  menjadi kenyataan. Sang putri ingin memiliki gajah
                  putih yang hanya hidup di tengah hutan Gayo.
                     Sengeda kala itu menyanggupi permintaan
                  tersebut. Ketika menyusuri hutan belantara,
                  Sengeda dan rombongan membakar kemenyan
                  dan menciptakan bebunyian dengan batang
                  kayu untuk menarik perhatian gajah keluar dari
                  persembunyiannya. Tak berselang lama, rombongan
                  Sengeda bertemu dengan gajah putih tersebut.
                  Sayangnya, gajah itu sama sekali tidak mau bergerak.
                  Sengeda pun ingat akan mimpi Bener Meria. Kemudian
                  dia memerintahkan rombongannya untuk menari
                  dengan niat tulus dan ikhlas. Dengan menggerakkan
                  tangan, seperti gerakan belalai gajah yang sangat
                  indah dan santun, seperti gerakan salam sesembahan
                  kepada gajah. Berkat gerakan tersebut, gajah pun mau
                  dibawa ke kediaman Sultan. Dari sanalah awal mula
                  terjadinya gerakan Tari Guel.











                                                                                                                           |  79
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84