Page 35 - Binder MO 224 EDSUS
P. 35

Sampe
                                                                           Berasal dari Kalimantan, sampe merupakan alat musik
                                                                           tradisional suku Dayak. Sampe sendiri dalam bahasa lokal
                                                                           suku Dayak memiliki arti ‘memetik dengan jari’. Kayu meranti,
                  Tolindo                                                  pelantan, adau, marang, tabalok, adalah jenis kayu dengan
                  Terbuat dari kayu, tempurung kelapa, dan senar, Tolindo   kualitas terbaik yang biasa digunakan untuk membuat alat
                  merupakan alat musik petik dari Sulawesi Barat. Uniknya, alat   musik ini. Dikenal memiliki suara yang merdu nan indah,
                  musik yang juga dikenal dengan nama Popondi di Sulawesi   sampe juga dihiasi ornamen khas, seperti corak burung
                  Tengah ini hanya memiliki satu senar untuk dipetik. Nada   enggang maupun taring-taring hewan buruan. Tidak
                  keluar melalui tempurung kelapa sebagai lubang resonansi.   sembarangan, ukiran yang dibuat merupakan lambang
                  Keunikan lain terdapat pada bentuknya yang menyerupai    keagungan dan kebesaran. Selain itu, senar pada sampe
                  busur dan mampu menjadi daya tarik tersendiri. Selain    dibuat menyesuaikan siapa orang yang memainkannya,
                  dimainkan para remaja, Tolindo tidak pernah absen hadir   sebab alat musik ini tidak sekadar menghasilkan nada
                  menyambut musim panen.                                   indah. Melainkan juga mewakili perasaan sang pemain. Jika
                                                                           pemain diganti, senar-senarnya juga akan disesuaikan ulang.
                                                                           Bagi masyarakat setempat, Sampe memiliki fungsi untuk
                                                                           menyatakan perasaan, mulai dari riang gembira, kasih sayang,
                                                                           kerinduan, bahkan rasa duka cita.




















                  Aramba
                  Aramba memiliki bentuk yang tidak jauh berbeda dengan    Demung
                  gong. Berasal dari Nias, konon dahulunya alat musik satu   Menjadi bagian dari pagelaran gamelan, alat musik demung
                  ini merupakan kerajinan tangan dari tanah Jawa. Aramba   dimainkan dengan cara dipukul. Dalam satu set gamelan
                  sendiri adalah alat musik terbuat dari kuningan dan memiliki   umumnya terdapat dua jenis demung, yakni pelog dan
                  jenis bunyi ideofon. Terdiri dari dua jenis dengan fungsi   slendro. Terbuat dari logam, cara memainkan alat ini adalah
                  yang berbeda. Pertama, ada Aramba yang biasa digunakan   dengan memukulnya bergantian, sehingga menghasilkan
                  oleh masyarakat setempat, yakni yang garis tengahnya 40   nada yang unik. Bagian bawah logam terbuat dari kayu
                  hingga 50 cm. Sementara, ngaoto mbalugu atau keturunan   yang dihiasi ukiran-ukiran menawan khas tanah Jawa.
                  bangsawan biasa menggunakan Aramba dengan garis          Saat memainkannya, tangan kanan pemain demung akan
                  tengah 60 hingga 90 cm. Alat musik yang satu ini biasa   memukul bagian logam dan tangan kiri memegang logam
                  digunakan untuk upacara pernikahan. Permukaannya pun     yang dipukul. Cepat atau lambat dan keras tidaknya pukulan
                  tidak dibuat dengan polos, namun memiliki ukiran-ukiran   bergantung pada komando dari kendang dan maupun jenis
                  yang khas.                                               gendingnya. n

                                                                                                                            |  35
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40