Page 80 - Binder MO 222
P. 80
■ SHE'S
ina memulai bisnis tepatnya pada tahun 2017 Di tengah kesibukannya sebagai seorang pebisnis, Lina
akhir. Saat itu bisa dikatakan dalam kondisi menyadari bahwa sejatinya ia adalah seorang isteri dan
terpaksa, ia mencoba bisnis kuliner, membuka seorang ibu bagi kedua anaknya. Untuk itu, keluarga juga
L rumah makan bakmi di kawasan yang tak jauh menjadi prioritas utama dalam hidupnya. Ia pun harus
dari rumahnya, di Pluit, Jakarta Utara. Awal mula menjalani pintar membagi waktu antara bisnis dan keluarga. Dan
bisnis diakui Lina tidaklah mudah. Bahkan rumah makan Lina sungguh pintar untuk itu. Ia telah membuktikannya
bakminya pernah merasakan sepi tidak ada pengunjung. bahwa ia bisa membagi waktu antara bisnis dan quality
Tak tinggal diam, Lina pun memutar otak. Segala time bersama keluarga.
cara dilakukan untuk menarik perhatian pengunjung Lina membeberkan, sedari awal merintis bisnis, ia
dan membuat rumah makan bakminya ramai. Mulai dari selalu menyisipkan waktu untuk keluarga. Semisal ia sibuk
menyebarkan brosur hingga pemasaran melalui sosial di restoran sampai malam, maka malamnya merupakan
media. Hingga pada satu waktu Dewi Fortuna berpihak waktu khusus untuk keluarga yang biasanya digunakan
kepadanya. Rumah makan bakminya viral melalui sosial makan malam bersama.
media. Dari situlah pengunjung mulai berdatangan, “Apalagi kalau weekend. Meskipun masih harus kontrol
bahkan hingga membludak, pesanan dan penjualan rumah makan karena weekend ramai, tapi tetap kalau
terus meningkat. sudah sore, waktunya jalan bersama keluarga. Jadi tetap
“Nah, waktu itu viral karena aku turun langsung meluangkan waktu buat keluarga karena itu penting,” beber
mengolah dan melayani langsung. Sempat ada satu waktu Lina. Ia pun bersyukur karena keluarga terutama sang buah
karena yang viral adalah pemiliknya, mereka yang mau hati bisa mengerti pekerjaannya sebagai pebisnis. Apalagi,
makan bakmi di warung aku hanya untuk melihatku dan apa yang dilakukannya ini adalah demi sang buah hati.
ingin foto bersama. Tapi sekarang, seiring berjalannya Selain menghabiskan waktu bersama keluarga,
waktu warung semakin ramai karena mereka ingin makan sebagai seorang wanita, Lina juga sangat memperhatikan
bakmi,” tutur Lina sembari tersenyum manis. penampilannya dengan perawatan dan berolahraga.
Pantas saja, siapa yang tak terpesona melihat Ia rutin berolahraga di gym, agar kesehatan tubuh dan
kecantikannya. Paras wajahnya yang ayu, rambut indahnya kecantikannya tetap terjaga.
yang panjang pirang, tubuh mungil langsing semampai,
bak boneka barbie hidup. Belum lagi pembawaannya yang 5 Cabang Dalam 5 tahun
ramah, membuat siapa pun yang berbincang bersamanya Kekuatan media sosial memang menjadi salah satu
merasa nyaman. kunci kesuksesannya. Setidaknya itulah yang dirasakan
Ya, berani memulai bisnis dengan modal yang cukup Lina hingga restorannya mampu bertahan bahkan terus
besar, Lina memiliki keberanian dan keyakinan bahwa berkembang. Terbukti hanya dalam waktu lima tahun,
semuanya harus dijalani dan merupakan pilihan terbaiknya, sejak tahun 2017 hingga 2022, Lina mampu mengibarkan
“Ya, kita harus berani karena tidak ada jalan lain,” lirihnya. sayap bisnisnya hingga cabang terus bermunculan.
Saat kondisi bisnis belum berjalan baik dan penjualan Restoran bakminya yang bernama Bakmi Siantar Lina,
sepi, Lina tak putus asa. Ia terus berusaha dan berdoa, serta pertama berdiri di Pluit pada tahun 2017, kemudian terus
keluarga yang mendukung menjadi kekuatan baginya. berkembang membuka cabang di Gading Serpong, Puri
“Kita nggak menyerah! Tetap berusaha bagaimana pun Pesanggrahan, Kelapa Gading, dan terakhir di Citra 6.
caranya. Dan aku bersyukur bisa berkembang sampai Selain bisnis kuliner, Lina juga bisnis properti dan
sekarang,” imbuhnya. investasi di besi. Namun, saat ini Lina terfokus pada
Bahkan di saat kondisi pandemi pun, di kala bisnis pengembangan bisnis kulinernya. Ke depan ia berencana
kuliner terpuruk, bisnis kuliner Lina tetap berjalan dengan untuk membuka cabang baru di kawasan lain, seperti di
baik. Dengan merendah, Lina mengatakan bahwa itu Jakarta Selatan atau Tanjung Duren.
merupakan mukjizat Tuhan. Selain itu, diakui Lina itu juga Lina tak pernah menyangka bisnisnya bisa berkembang
karena kekuatan media sosial. Bisnis kulinernya merupakan sedemikian cepat. Apalagi jika mengingat betapa berat
makanan menengah, sehingga tetap dicari masyarakat perjuangan masa-masa ketika baru pertama merintis.
meski dalam kondisi pandemi. “Dulu waktu masih satu outlet, kami benar-benar standby
“Kekuatan media sosial itu sangat berpengaruh. di resto dari pagi sampai tutup. Kemudian, setelah itu juga
Selain itu, mungkin juga karena menu yang kami sajikan masih cari supplier malam-malam. Jadi, memang tidak
makanan menengah harga terjangkau. Jadi, ketika tidak instan. Awal-awal merintis harus penuh perjuangan dan
bisa makan di tempat karena pandemi, take away dan kerja keras. Mulanya memang harus capek dulu. Kalau mau
penjualan online-nya bagus sekali. Sampai sekarang berhasil, kita harus bersusah dahulu, kurang tidur, berani
penjualan online kami baik,” ungkap ibu dua anak ini. lelah, tetapi jangan pernah menyerah,” tegasnya. ■
80 |