Page 31 - Binder MO 207
P. 31

alam ajaran Islam, berpuasa merupakan   Wilhelmi, cara sederhana tersebut adalah berpuasa.
                                           salah satu ibadah menahan rasa haus,   Ketika berpuasa, otak menerima sinyal bahwa tubuh
                                           lapar, dan hawa nafsu sejak waktu     sedang kekurangan makanan dan mencari-cari
                                D subuh hingga magrib. Ibadah berpuasa           cadangan makanan yang tersisa dalam tubuh. Proses
                                dipercaya tak hanya membawa kebaikan terhadap    ini membuat autophagy teraktivasi dan sel mulai
                                aspek rohani tetapi juga jasmani. Rupanya tak sekadar   melakukan perusakan terhadap protein yang rusak
                                anggapan, peneliti asal Jepang, Profesor Yoshinori   ataupun tua di dalam tubuh. Ketika kadar insulin
                                Ohsumi, membuktikan secara ilmiah bahwa puasa    dalam tubuh menurun, glukagon mulai bekerja dan
                                dapat membawa dampak baik bagi kesehatan. Peraih   membersihkan sisa-sisa sel yang telah mati atau rusak.
                                Nobel ini menemukan bahwa puasa berkaitan erat   Dari mekanisme tersebut, komponen-komponen
                                dengan proses autophagy.                         sel tua yang rusak akan dibangun dan diperbaharui
                                   Profesor Yoshinori, peneliti di bidang ilmu fisiologi   kembali atau akan didaur ulang menjadi komponen
                                atau kedokteran yang menerima penghargaan Nobel   baru. Termasuk pada kasus sel yang terkena infeksi,
                                pada bulan November 2016, menemukan bahwa puasa   autophagy juga dapat mengeliminasi bakteri atau
                                berhubungandengan autophagy. Istilah autophagy   virus penginfeksi. Tak hanya itu, autophagy juga
                                berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘auto’ yang berarti   berkontribusi dalam perkembangan embrio hingga
                                diri dan ‘phagein’ yang dapat diterjemahkan sebagai   pencegahan dampak negatif dari proses penuaan.
                                “makan”. Keseluruhannya berarti self-eat atau       Dalam seluruh penelitiannya, Ohsumi menerapkan
                                ‘memakan diri sendiri’. Secara ilmiah, autophagy   puasa untuk merangsang tubuh, agar mampu
                                dikenal sebagai kemampuan sel dalam tubuh untuk   memecah sel-sel rusak dan membuang semua limbah.
                                memakan atau menghancurkan komponen tertentu     Ketika seseorang berpuasa, sel-sel organ dalam
                                di dalam sel itu sendiri.                        tubuhnya akan hidup lebih lama dan menghasilkan
                                   Melalui penelitiannya, Ohsumi menemukan bahwa   banyak energi. Tubuhnya juga memiliki lebih sedikit
                                autophagy memegang peran besar dalam tubuh.      peradangan. Selain itu, jika membatasi jumlah kalori
                                Mekanisme ini bertugas mengontrol fungsi-fungsi   yang dikonsumsi, kadar oksida nitrat dalam tubuhnya
                                fisiologis ketika komponen sel perlu didegradasi dan   akan meningkat. Ini adalah molekul yang membantu
                                diolah kembali. Tubuh memiliki triliunan sel, yang   detoksifikasi dan meremajakan tubuh.
                                seiring waktu molekul yang tidak diperlukan tubuh   Dari temuan tersebut diketahui bahwa mekanisme
                                akan menumpuk. Dengan proses autophagy, sel dapat   autophagy tak hanya berdampak baik pada kondisi sel
                                mengisolasi bagian dari sel yang rusak, mati, tidak   yang bersangkutan saja. Mekanisme autophagy juga
                                bisa diperbaiki, atau terserang penyakit dan terinfeksi.   terbukti berperan menjaga kesehatan tubuh secara
                                Setelah mengisolasi bagian yang bermasalah, sel   keseluruhan. Jika autophagy tidak pernah dilakukan,
                                kemudian menghancurkan bagian tersebut menjadi   beberapa masalah kesehatan yang bisa terjadi adalah
                                sesuatu yang tidak membahayakan dan melakukan    diabetes tipe 2, kelainan saraf, kanker, hingga berbagai
                                daur ulang untuk menghasilkan energi dalam sel.  penyakit yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel.
                                   Ohsumi menemukan dalam penelitiannya cara        Selama proses ini, tubuh harus terbebas dari
                                sederhana untuk ‘memancing' terjadinya autophagy   makanan atau minuman minimal selama 12 jam,
                                dalam sel. Seperti dilansir laman resmi Buchinger   sesuai dengan durasi berpuasa umat Muslim pada
                                                                                 umumnya. Sedikit saja makanan yang masuk ke tubuh
                                                                                 sebelum 12 jam, dapat membuat proses autophagy
                                                                                 terhenti. Di luar puasa pada umumnya, autophagy
                                                                                 bisa dilakukan dengan proses puasa berkala yang
                                                                                 dinamakan intermittent fasting, berdurasi 12-16 jam
                                                                                 sehari. Dalam penelitian tentang intermittent fasting
                                                                                 itu, gula darah puasa berkurang 3-6 persen, sedangkan
                                                                                 insulin puasa telah berkurang 20-31 persen. Suatu
                                                                                 studi juga menunjukkan bahwa puasa intermittent
                                                                                 melindungi dari kerusakan ginjal, salah satu komplikasi
                                                                                 diabetes yang paling parah, ataupun gangguan organ
                                                                                 vital lainnya. Intermittent fasting terbukti menurunkan
                                                                                 berbagai faktor risiko penyakit termasuk tekanan
                                                                                 darah, kolesterol total dan LDL, trigliserida darah,
                                                                                 penanda inflamasi, dan kadar gula darah. ■




                                                                                                                            |  31
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36