Page 68 - Binder MO 235
P. 68
■ BOOK REVIEW
Kurang lebih tiga tahun lalu, politisi senior
Partai Golkar Ridwan Hisjam yang telah
lima periode menjabat anggota DPR
RI sejak 1997 hingga saat ini 2019-2024
atau dari Orde Baru, Reformasi, dan
Era Indonesia Maju telah menerbitkan
sebuah buku “Reformasi Paradigma
Baru Partai Golkar.” Buku tersebut berisi
gagasan Ridwan tentang bagaimana
masa depan Golkar agar tetap menjadi
partai yang kuat, partai disegani dan
dicintai masyarakatnya, seperti halnya
pada masa awal pendiriannya.
Ridwan Hisjam, dan
Paradigma Baru Partai Golkar
Menuju 2024
Naskah: Albar Foto: Dok. Pribadi idwan me-launching buku pemenang Pemilu 2009, 2014, dan 2019.
tersebut di Hotel Indonesia Artinya Golkar setelah Pemilu 2004 belum
Kempiski, Jakarta Pusat pernah menjadi partai pemenang Pemilu.
R pada November 2019, saat Karena itu, menurut Ridwan,
itu hadir sesepuh Partai Golkar Akbar dalam bukunya itu, ke depan Golkar,
Tandjung, Aburizal Bakrie, Agung membutuhkan reformasi paradigma
Laksono, tokoh muda Golkar Dito baru 1999. Tujuannya agar Golkar bisa
Ariotedjo, yang saat ini menjabat sebagai memanfaatkan dampak politik positif
Menteri Pemuda dan Olahraga di bonus demografi menuju Indonesia
usianya yang masih 32 tahun, kemudian maju 2045. Agar Golkar bisa memasuki
mantan Ketua MK Mahfud MD yang saat era Revolusi Industri 4.0 dengan
ini menjabat sebagai Menkopolhukam, sistem kepartaian yang kukuh. Juga
serta kader-kader Golkar lain. agar Golkar bisa menjadi kendaraan
Menurut Ridwan, pasca reformasi, politik generasi milenial yang serba
paradigma baru Partai Golkar hanya berpolitik dengan basis ekonomi digital,
bisa mengantarkan Golkar menang tanpa meninggalkan doktrin KARYA
pada Pemilu 2004. Setelah itu, pada KEKARYAAN, yaitu Karya Siaga Gatra
Pemilu 2009, 2014, dan 2019 Golkar tidak Praja. Dalam bukunya tersebut, Ridwan
pernah lagi meraih suara terbanyak dan sebenarnya ingin menjelaskan, dalam
terus menurun. Memang perolehan konteks saat ini, Golkar harus punya
suara Golkar masih berada di posisi ke-2 paradigma baru dengan lebih terbuka
dan ke-3 terbanyak di bawah parpol kepada kaum milenial. Sebab, di era
68 |